Mencari kerja itu gampang-gampang susah. Mungkin benar saja kata orang hidup, mati, jodoh rezeki sudah ada yang mengatur. Tapi tetap saja setiap orang harus berusaha tanpa kecuali. Salah satunya bila ingin bekerja maka seseorang harus mengikuti interview kerja.
Tak jarang para pencari kerja gagal pada sesi interview padahal mereka cukup mulus melalui tahap awal semisal psikotes. Ada beberapa hal yang menjadi penyebab seorang pencari kerja gagal pada tahap paling krusial ini.
Berdasar pengalaman saya selaku human capital business partner setidaknya ada 6 penyebab seorang kandidat gagal mengikuti interview kerja.
Dan berikut ulasannya yang paling sering muncul:
1. Terlalu percaya diri
Percaya diri itu harus tapi terlalu percaya diri itu bisa menjadi boomerang. Terlebih pada hal-hal yang sejatinya belum pernah di lakukan. Hal ini acap kali di lakukan oleh mereka para sarjana yang baru di wisuda.
Belum pernah masuk dunia kerja yang sesungguhnya tapi berani memberikan ekspektasi diatas standar sering kali membuat perusahaan enggan memilihnya. Semua harus terukur sesuai dengan kompetensi dan pengalaman. Tanpa itu hasil nol besar, kalaupun ada mungkin hanya 1 banding 1000 pelamar.
2. Kurang persiapan
Tak jarang para pelamar mengikuti sebuah seleksi kerja tanpa mereka tahu sebenarnya posisi apa yang mereka lamar. Tak hanya itu saja, mereka sering kali tidak tahu profil perusahaan yang di lamar.
Yang ada kemudian hanya menanyakan posisi apa yang kosong dan bisa di masuki. Perusahaan kini memandang SDM sebagai aset paling berharga karena akan melakukan sejumlah investasi melalui sejumlah program atau pelatihan.
Kandidat tanpa kemampuan spesifik dan passion yang jelas akan tersisih dengan mereka yang tahu betul posisi apa di lamar. Menjadi nilai tambah pula pula kandidat tahu sejarah atau profil perusahaan.
3. Jawaban tidak realistis
Kesalahan fatal lainnya yang sering muncul adalah memberikan jawaban yang tidak realistis dan tidak terukur. Dunia kerja bukanlah kampus yang akan selesai dalam ruang diskusi. Ada beberapa hal yang harus di kontrol secara penuh bila tak ingin target meleset.
Pun sebaliknya jawaban yang diberikan dengan ragu-ragu akan mengurangi poin karena bisa jadi kandidat tidak tahu ruang lingkup kelak yang akan dikerjakan.
4. Penampilan kurang meyakinkan
Kadang pelamar ada saja yang datang ala kadarnya. Mengenakan baju seolah ketemu teman sepermainan. Di mana perusahaan orang ini biasanya akan dipertanyakan niat kerja atau tidak.
Tak jarang pula mereka yang laki-laki tidak sisiran, tidak menggunakan minyak rambut atau minyak wangi. Hal ini tentu saja memberi kesan kurang baik bagi seorang interviewer.
5. Datang telat
Tak hanya penampilan yang kurang meyakinkan. Mereka kadang juga sering telat. Di dalam undangan jelas di sebutkan pukul 09.00 WIB harusnya tiba di lokasi tapi jam 10.00 WIB baru datang.
Menjadi pertanyaan lagi, orang ini niat cari kerja atau tidak. Mungkin seorang recruiter atau interviewer akan menemui tapi tidak akan memproses lebih lanjut. Bila datang pukul 09.00 WIB saja telat bagaimana mengikuti jam kerja kantor ketika mereka harus mulai pukul 08.00 WIB.
6. Berbohong / memberikan keterangan tidak sesuai
Integritas menjadi nilai paling penting bagi perusahaan untuk menerima seorang karyawan. Mencoba memberikan satu jawaban berupa kebohongan maka proses rekruitmen akan sia-sia.
Secara otomatis pintu akan tertutup rapat. Bila di waktu pertama saja sudah memberikan kebohongan maka besar kemungkinan kelak ketika bekerja pun akan di penuhi kebohongan.
Seorang interviewer atau user sebelum bertemu kandidat maka ia akan membaca profil dan hasil psikotes yang bersangkutan. Tak jarang pula tanpa sepengetahuan kandidat ia akan cek ke perusahaan sebelumnya untuk menggali informasi.
Dari berbagai data yang ada itu kemudian akan di konfirmasi dengan pihak terkait. Informasi yang disampaikan tidak akan di telan mentah-mentah meski terlihat seolah mengangguk-angguk.
Jangan terlalu bangga usai keluar ruang interview dan merasa bisa menjawab semua pertanyaan dan menunggu kabar baik. Ingat satu posisi bisa di rebutkan belasan hingga puluhan kandidat.
Bila dulu pernah ikut interview kerja dan gagal atau nilai jatuh. Jangan kuatir selama mau belajar masih ada titik terang. Namun lain cerita bila enggan belajar maka gagal dalam karir ada di depan mata.