Human Capital Business Partner Posisi Strategis Dalam Perusahaan, Siapa Mau

Iya saya sehari-hari bekerja sebagai Human Capital Business Partner (HCBP) disalah satu perusahaan di Tangerang. Pekerjaan yang memberi kesempatan bagi saya untuk bertemu banyak orang.

Joko Yugiyanto

Iya saya sehari-hari bekerja sebagai Human Capital Business Partner (HCBP) disalah satu perusahaan di Tangerang. Pekerjaan yang memberi kesempatan bagi saya untuk bertemu banyak orang.

Human Capital Business Partner
ist

Hampir tiap hari saya bertemu orang baru. Melakukan interview awal dan melakukan psikotes seolah makanan sehari-hari.

Berbekal rutinitas tersebut saya berkesempatan mengenal seseorang lebih dalam. Terutama terkait dengan harapan yang ada, cita-cita hingga passion dalam bekerja.

Salah satu profesi yang mungkin bahagia dimana bisa mengantarkan seseorang pada masa depannya. Dimana kita bisa berperan untuk meningkatkan kualitas diri karyawan. Hal ini secara tidak langsung akan meningkatkan nilai diri kita secara pribadi karena dipaksa untuk terus belajar lebih baik dan lebih banyak tahu.

Baca juga: Human Capital Business Partner Bukan Sebatas Recruiter

Part of Human Capital Business Partner

Human Capital Business Partner bukanlah seseorang yang bisa menyelesaikan semua orang. Meski banyak pihak yang beranggapan bahwa posisi tersebut adalah yang serba tahu. HCBP hanyalah tim kecil dari keseluruhan Human Capital dalam sebuah perusahaan.

Kalau ditelaah dalam Departemen Human Capital yang dulu sering disebut HRD setidaknya akan terbagi menjadi enam bagian. Mulai dari recruitment and assesment, training, organisational development, payrol, personal admin, insuranse, dan lain-lain.

Semakin besar perusahaan tentu semakin kompleks tim yang ada. Biasanya dalam organisasi yang belum terlalu besar ada penggabungan atau rangkap jabatan. Semisal untuk payroll bisa digabung dengan insuranse, atau untuk training sekaligus organisational development.

Semua posisi tersebut saling berkaitan dan tidak dapat dipisahkan. Sebagai contoh bila orang recruitment mencari kandidat untuk posisi tertentu harus disiapkan pula tim training untuk memastikan kandidat dapat bekerja sesuai jobdesk.

Lebih jauh dari itu tim personal admin dan payroll harus sudah memiliki acuan benefit apa yang berhak dibawa pulang karyawan. Jangan sampai terjadi standar ganda yang kemudian akan menimbulkan rasa iri.

Memang betul secara aktual saya hampir satu windu berkecimpung dalam dunia ini. Namun, hingga kini masih segelintir ilmu yang bisa didapat.

Maklum untuk menguasai proses dari calon karyawan akan masuk hingga pensiun dibutuhkan energi dan waktu panjang. Minimal saat ini saya sedikit tahu tentang proses recruitment dan training basic.

Dua hal itu saja mampu membuat bahagia. Dimana bisa memberi kesempatan bagi seseorang untuk berkembang sesuai dengan passion.

Selain itu juga mengajarkan hal-hal yang sifatnya mendasar. Membekali siapa saja yang bergabung dalam perusahaan lebih siap. Minimal secara mental telah siap mengarungi dunia kerja.

Beralih dari HRD ke HC

Kembali ke paragraf awal di mana istilah HRD telah mulai ditinggalkan. Perusahaan sadar betul bahwa sumber daya manusia menjadi aset yang vital.

Oleh karena itu ada perubahan nama menjadi HC dengan harapan bagaimana setiap karyawan menjadi aset jangka panjang. Aset yang harus dikembangkan dan dijaga sehingga perusahaan dapat tumbuh dengan baik.

Berkaca dengan beberapa perusahaan yang belum beralih ke konsep HC. Dimana perusahaan hanya akan mengeksploitasi karyawan menjadi alat produksi.

Tak pernah ada yang namanya upgrade kemampuan. Yang ada setelah masa kerja 2 tahun diputus. Lain halnya dengan konsep yang kekiniaan dimana baik perusahaan dan karyawan memiliki nilai jual yang seimbang.

Harus mulai meng-edukasi bahwa antara karyawan dan perusahaan memiliki kedudukan yang setara. Jangan kaget bila seseorang bisa mendapat upah yang jauh diatas rata-rata sementara yang lain mendapat UMR.

Semua itu tentu saja bergantung dari kualitas diri. Semaki bagus kompetensi seseorang maka perusahaan pun tak rela kehilangan. Artinya wajar saja bila ia diupah lebih.

Sementara bagi mereka yang meiliki kompetensi biasa atau standar sangat wajar bila tidak mendapat angka lebih. Dan kamu ada diposisi mana.

Bila bersedia mungkin bisa kasih coment dibawah ini sebagai bahan diskusi. Apapun itu berkaitan dengan Human Capital Business Partner tentunya.

Oh iya saya juga miliki blog yang fokus membahas tentang dunia recruitment dan bila ingin mencari informasi lebih banyak bisa ke sini https://verrel.net. Tema besar yang saya bahas seputar psikotes dan interview.

Joko Yugiyanto

Sehari-hari bekerja sebagai penulis lepas dan bila kamu ingin order sesuatu bisa kontak saya di 087838889019

Related Post

Tinggalkan komentar