Mata ini telah mengantuk, seolah tak bisa berkompromi lagi. Harus berulang kali menyeka air mata yang keluar dan mengelap kaca mata lusuh yang senantiasa menemani segala aktifitas. Tak mengapa, rasa kantuk bukan alasan untuk berhenti belajar.
Di sana masih ada seseorang yang setia membantu untuk belajar. Menyiapkan segala sesuatu yang sebenarnya saya sendiri tidak tahu apa yang sedang dikerjakan. Hanya saja, sangat yakin yang di sana pun telah mengalami kelelahan yang teramat sangat.
Selalu ingat kata dia, “apa sih di dunia ini yang tidak bisa dipelajari selama itu masih terlihat.” Harus sama seperti dia, memiliki semangat pantang menyerah meski badan ini terasa pegal dan ingin disandarkan pada kasur empuk.
Sampai nanti, harus terus belajar meski badan ini tidak bisa berdiri lagi. Masih banyak hal yang harus dikejar, dipelajari. Belum cukup meski sudah mendatangi banyak tempat atau menemui ribuan orang.
Menjadi manusia pembelajar, menjadi manusia yang lebih baik dalam bersikap dan bertindak. Bukan masalah output yang akan didapat nantinya. Semua proses tidak akan menghasilkan sama halnya ketika kita bercocok tanam padi.
Dari 100 benih yang ditanam tidak akan jadi semua. Tapi sedikit yang jadi harus bisa lebih baik sehingga bisa menggantikan bibit lain yang mandul atau tidak sukses dalam menjalankan fungsinya.
Di luar sana masih banyak yang kesulitan untuk belajar. Entah karena kondisi yang kurang mendukung atau satu dan lain hal. Sedang disini relatif banyak kemudahan untuk terus belajar.
Bukankan belajar itu bisa membuatmu bahagia, bisa membuatmu lebih bisa menikmati hidup dan memandang hidup dengan cara yang berbeda. Meski banyak orang meragukan jalan yang kamu pilih. Bertentangan dalam pola pikir mayoritas orang hanya akan membuatmu terlihat aneh dan terasing tapi kamu tidak akan mati selama meyakini jalan yang dipilih.