Katarsis, Sedang Apa

Mencoba katarsis, pernah tidak kita merasa bingung. Mau ngapain ini atau itu dulu, apa yang menjadi prioritas dan mana yang harus dikerjakan terlebih dahulu. Satu

Joko Yugiyanto

Mencoba katarsis, pernah tidak kita merasa bingung. Mau ngapain ini atau itu dulu, apa yang menjadi prioritas dan mana yang harus dikerjakan terlebih dahulu.

Satu kondisi tak genting tapi banyak hal yang ingin dilakukan hingga pada akhirnya kebingungan mana yang harus diselesaikan lebih dulu. Mencoba menulis cepat menjadi salah satu cara untuk katarsis ria.

Malam ini waktu menunjukkan pukul 23.40 WIB dan saya masih kebingungan antara bikin artikel, edit artikel lama, belajar atau optimasi sosial media. Dan pada saat krisis seperti ini biasanya saya menggunakan cara paling mudah.

Menggunakan sampling via aplikasi, siapapun boleh sumbang saran atas ide dari suatu tulisan. Bila tidak ada maka cukup melakukan katarsis.

Mengeluarkan unek-unek yang ada di kepala dan hati dalam bentuk tulisan. Apapun itu yang penting harus keluar.

Tak menjadi manfaat bagi orang lain mungkin, tapi bagi kita yang melalukan katarsis tentu hal ini memiliki fungsi yang sangat luar biasa.

Pernah kita mendengar bila pasangan itu butuh pendengar yang baik. Mereka tidak mudah solusi atas apa yang mereka hadapi tapi yang mereka inginkan hanya di dengarkan.

Salah satu kejahatan terbesar saya mungkin kurang bisa menjadi pendengar yang baik. Lebih ingin menjadi teman diskusi tepatnya bagi siapa saja jadi bila kadang seseorang datang tanpa bekal wawasan kadang kurang bisa menerima.

Otomatis orang-orang sekitar yang tidak ingin berdiskusi maka akan menjadi korban. Tak mungkin juga istri dan anak menginginkan seorang suami atau ayah teman diskusi.

Mungkin mereka lebih membutuhkan tempat berkeluh kesah atau sosok yang bisa memenuhi apa yang mereka inginkan. Terlebih untuk ukuran anak umur 3 tahun. Yang ada hanya apa yang di inginkan harus dipenuhi tanpa lama.

Masih di tempat yang sama, satu cara untuk membunuh waktu selama di depan laptop tentu saja mendengarkan radio. Kenapa bukan musik dan sejenisnya.

Bagi saya dengan mendengarkan radio setidaknya bisa menyimak apa yang terjadi di luar sana saat ini. Apalagi dengan streamer, meski ada di luar kota kita masih bisa mengetahui sedang ada apa di Jogja.

Kata demi kata, paragraf demi paragraf telah diselesaikan dan ada saatnya untuk menutup proses katarsis untuk kemudian menyelesaikan proses yang lain. Jangan sampai termanja suasana hingga susah move on.

Masih ada hal lain yang harus diselesaikan. Tetap berkomitmen bahwa diri ini harus menutup mata pukul 02.00 untuk menjaga ritme. Apapun alasannya produktif itu harus, hasil nanti dulu bisa diperbaiki selama proses konsisten itu ada.

Pagedangan, 6 April 2020

Joko Yugiyanto

Sehari-hari bekerja sebagai penulis lepas dan bila kamu ingin order sesuatu bisa kontak saya di 087838889019

Tags

Related Post

Tinggalkan komentar