Keseruan Rafting Sungai Cisadane

Tinggal di ibukota bukan berarti akan kesulitan mendapat satu tantangan layaknya mereka yang ada di pinggiran. Salah satu opsi terbaik bila ingin liburan efektif penuh

Joko Yugiyanto

Tinggal di ibukota bukan berarti akan kesulitan mendapat satu tantangan layaknya mereka yang ada di pinggiran. Salah satu opsi terbaik bila ingin liburan efektif penuh adrenalin bisa mencoba rafting Sungai Cisadane.

rafting sungai cisadane
jokoyugiyanto.com

Tepatnya berada di Desa Cimande Hilir, Kecamatan Caringin, Kabupatan Bogor. Dari Jakarta bila tidak macet bisa ditempuh dalam beberapa jam saja.

Pastikan siapkan fisik dan mental karena selama hampir dua jam tubuh akan dihantam derasnya ombak. Tak lupa teriknya matahari membuat siapapun semakin giat mendayung.

Bagi yang tak biasa berolahraga mungkin akan membuat lengan terasa lebih sakit. Tapi tak perlu kuatir, tak butuh waktu lama tubuh akan bugar kembali.

Berhubung rafting Sungai Cisadane bukan satu ritus yang akan dilakukan berulang kali maka pastikan untuk membawa kamera atau smartphone dengan resolusi gambar terbaik. Jangan sampai momen berkesan akan hanyut tanpa bekas.

Disini peserta selain akan dipandu oleh mereka yang profesional juga akan diberi alat safety yang memadai. Tak usah takut bila air deras atau ada bebatuan diatas kepala, pasalnya sebelum mulai mengarungi derasnya air sepanjang 7 kilometer peserta akan diberikan training singkat.

Kali ini satu perahu yang kami naiki di isi 5 orang dan kami bekerja sama untuk mencoba melintasi tiap jeram. Suksesnya kami kadang dirasa kurang menarik karena lancar-lancar saja.

Riuh suara peserta bila salah satu perahu terbalik dan peserta berhamburan. Dengan sigap tim rescue yang disiapkan akan segera menarik keluar untuk kembali melanjutkan perjalanan.

Tak lupa pastikan ikuti apa kata instruktur karena ia yang tahu betul akan kondisi medan. Sepanjang perjalanan mengarungi sungai akan ditemukan berbagai pemandangan menarik.

Selain batu-batu besar juga ada area persawahan dengan segala akitifitas warga. Tak jarang ada juga anak kecil yang seolah ingin menunjukkan eksistensi dengan bersalto diantara bebatuan.

Diakhir perjalanan kami dihadapkan pada jeram terakhir berupa pintu air. Puncak segala perjalanan kami ada di sini karena semua merasakan ketegangan saat tiba-tiba perahu meluncur dengan deras dan byurrrr kami pun tertawa.

Usai menikmati keseruan kami pun disuguhkan dengan berbagai kuliner jadul atau tempo dulu. Kelapa muda utuh, bajigur, pisang goreng, combro dan olahan singkong siap menuntaskan perut kami yang keroncongan.

Pertanyaannya kapan kita kemana lagi..

Joko Yugiyanto

Sehari-hari bekerja sebagai penulis lepas dan bila kamu ingin order sesuatu bisa kontak saya di 087838889019

Related Post

Tinggalkan komentar