Menebar Kebaikan itu Seperti Hukum Tebar Tuai

Bila saja semua orang percaya dengan hukum tebar tuai niscaya kejahatan itu tak akan ada. Mereka yang berbuat baik maka akan memetik kebaikan, sebaliknya yang

Joko Yugiyanto

Bila saja semua orang percaya dengan hukum tebar tuai niscaya kejahatan itu tak akan ada. Mereka yang berbuat baik maka akan memetik kebaikan, sebaliknya yang menebar kejahatan akan menerima hal yang setimpal.

desa dampingan dompet dhuafa, hukum tebar tuai
kanaljogja.id

Namun sayang konsep berpikir hukum tebar tuai ini jarang yang menerapkan. Yang ada dan paling jamak saat ini adalah budaya pragmatis. Apa yang saya kerjakan saat ini dan apa yang saya dapatkan.

Seolah menjadi tradisi barter bahwa satu hal terjadi karena ada asa di belakangnya. Satu hal yang cukup menyakitkan tentunya dimana orang-orang akan berlomba hanya untuk pencitraan.

Bila tak percaya coba tengok sosial media kita dimana kita akan banyak menemukan mereka yang berbuat baik harus di ekspose. Harus ditayangkan dan berharap di lihat banyak orang.

Mungkin bisa jadi mereka berharap langkah baik mereka akan di ikuti oleh orang lain. Tapi bukankah kita tahu betul sejak dulu dimana tangan kanan memberi maka tangan kiri harus disembunyikan.

Parahnya lagi hal ini justru dilakukan oleh para pesehor yang sudah pasti ada kepentingan. Berbuat baik dengan di ekspos dilakukan para publik figure untuk mendapat simpati, media televisi untuk mendapat rating atau mungkin juga di lakukan Youtuber dan sejenisnya untuk mendulang subscriber.

Semua itu sudah pasti akan bermuara pada uang. Di mana pada akhir cerita mereka akan mendapat keuntungan finansial atau popularitas. Benar-benar pragmatis bukan.

Hukum Tebar Tuai itu Nyata

Beruntung sejatinya di tengah kondisi ini saya justru menemukan mereka yang menebar kebaikan justru tanpa pamrih. Mereka adalah orang-orang sekitar kita yang begitu mudah ditemukan.

Sebut saja Pak RT atau pengurus masjid di tempat saya tinggal. Dimana mereka 1 x 24 jam melayani warga ataupun masjid dan tamu yang datang untuk beribadah.

Tak ada embel-embel atau pertanyaan mereka kelak akan menjadi apa. Seolah telah menjadi panggilan jiwa, melayani adalah bagian dari gaya hidup.

Satu energi positif dimana saya dan keluarga meniru sikap dan tindakan positif tersebut. Melakukan kebaikan dari hal paling kecil semisal mengucapkan salam, atau terima kasih.

Selain itu juga senantiasa membantu siapa saja yang membutuhkan. Tak perlu diminta atau di suruh secara reflek kami yang tinggal di kampung akan melakukan hal tersebut.

Hukum tebar tuai kebaikan seolah menjadi candu dimana tanpa hal itu maka ada rasa yang kurang. Di manapun, kapanpun harus tetap di lakukan dengan semua orang.

Hal yang sama pun dilakukan dompet dhuafa dimana mereka berkomitmen untuk senantiasa berbuat kebaikan. Terlihat jelas dari aneka program yang mereka jalankan.

Selain itu mereka juga memberikan laporan atas semua pelaksanaan dan hal ini tentu saja menambah kepercayaan publik pada lembaga Amil Zakat Nasional. Lembaga non profit ini memiliki tujuan untuk mengentaskan kemiskinan secara berkelanjutan dengan menerapkan nilai-nilai Islam.

Baca juga: Indonesia Fundraising Award 2020

Saat ini mereka memiliki 5 pilar program utama di bidang:

  1. Pendidikan

Begitu banyak putra putri terbaik bangsa yang hidup di bawah garis kemiskinan dan mengancam kesempatan mereka untuk melanjutkan pendidikan. Tak ingin menghancurkan mimpi mereka maka Dompet Dhuafa hadir untuk memastikan mereka mendapat pendidikan yang layak.

Bentuk menabur kebaikan dalam bidang pendidikan ini pun macam-macam. Ada diantara mereka yang mendapat pelatihan tepat guna mendapatkan pekerjaan. Ada juga yang mendapat pendampingan akan usaha yang mereka rintis baik secara personal maupun kolektif sehingga bisa di distribusikan dengan baik.

Tak sedikit pula mereka mendapat pendidikan secara langsung atau beasiswa untuk melanjutkan pendidikan ke jenjang yang lebih tinggi. Mereka juga memiliki komunitas dan kelompok alumni untuk bersama-sama menebar kebaikan ke masyarakat luas. Total di tahun 2019 terdapat 83.683 jiwa penerima program pendidikan.

  1. Kesehatan

Program kesehatan menjadi salah satu pilar yang menjadi perhatian utama Dompet Dhuafa dimana jumlah penerima manfaat dari program ini adalah 362.654 jiwa. Mereka tersebar di 34 provinsi yang ada di Indonesia.

Lembaga kesehatan seperti rumah sakit, klinik, apotek, optik cukup banyak di bangun. Hal ini tentu lebih memudahkan untuk memberikan bantuan pada mereka yang membutuhkan.

Terlebih saat ini, di tengah pandemi Covid-19 masyarakat sangat membutuhkan ketersediaan masker, hand sanitaser dan obat-obatan. Mereka pun memberikan bilik sterilisasi di beberapa tempat yang memiliki potensi tinggi terhadap paparan virus Corona.

  1. Ekonomi

Banyak hal telah di lakukan lembaga ini sejak berdiri tahun 1993, salah satunya di bidang ekonomi mereka memberdayakan masyarakat sekitar untuk lebih produktif. Contoh nyata dengan adanya pembinaan UMKM dan industri kreatif.

Tak hanya itu saja tapi mereka melakuan pendampingan dan pemberdayaan ke sejumlah petani dan peternak. Tak lupa mereka juga membangun dan mengembangkan keuangan mikro syariah, agro industri, trading area dan pengembangan kawasan. Jumlah penerima manfaat dari program ini di periode 2019 lalu adalah 94.660 jiwa.

  1. Sosial dan Dakwah

Sosial dakwah tak luput dari program kerja yang di garap secara serius oleh Dompet Dhuafa. Dimana mereka telah memberikan manfaat kepada 11.133 jiwa.

Melalui Disaster Management Center (DMC), Indonesia Development and Islamic Studies (IDEAS), Tebar Hewan Kurban (THK) dan Pusat Bantuan Hukum (PBH) program ini terealisasi dengan baik.

  1. Budaya

Dompet Dhuaga berkomitmen untuk mendukung tumbuh kembang budaya melalui seni pertunjukkan, kuliner, tari, musik, kerajinan, kearifan lokal. Mereka juga menggandeng pihak-pihak terkait dengan para seniman dan pemangku kepentingan terkait.

Budaya menjadi bagian dari suatu budaya dan tak terpisahkan. Wajar saja bila para budayawan, penggiat seni hingga musisi mendukung program ini

Lembaga yang didirikan Parni Hadi pada 27 tahun silam ini setidaknya telah memberikan manfaat untuk 21.788.903 jiwa. Mereka tersebar di 34 provinsi di tanah air. Tak hanya itu saja tapi mereka juga memberikan kepada negara-negara yang membutuhkan bantuan.

Dengan visi mewujudkan masyarakat dunia yang berdaya melalui pelayanan, pembelaan dan pemberdayaan berbasis pada sistem berkeadilan.

Sementara itu untuk misi Dompet Dhuafa adalah

  1. Membangun gerakan pemberdayaan dunia untuk mendorong transformasi tatanan sosial masyarakat berbasis nilai keadilan
  2. Mewujudkan pelayanan, pembelaan dan pemberdayaan yang berkesinambungan serta berdampak pada kemandirian masyarakat yang berkelanjutan
  3. Mewujudkan keberlanjutan organisasi melalui tata kelola yang baik, profesional, adaptif, kredibel, akuntabel dan inovatif.

Tak perlu berpikir dan bertindak besar. Cukup kiranya bagi seluruh anak bangsa turut aktif dan meyakini hukum tebar tuai. Di mana mereka menebar kebaikan maka akan kembali ke diri kita sendiri entah itu besar atau kecil.

Bayangkan berapa ratus juta jiwa yang kemudian akan menularkan virus-virus kebaikan bila hukum tebar tuai ini diyakini. Bersama-sama menanggulangi Covid-19 dengan melibatkan peran serta seluruh masyarakat.

 

 

Joko Yugiyanto

Sehari-hari bekerja sebagai penulis lepas dan bila kamu ingin order sesuatu bisa kontak saya di 087838889019

Tags

Related Post

Tinggalkan komentar