Mengenang Romantisme Makassar, Kota Dengan Segudang Objek Wisata

Siapapun yang berkunjung ke Makassar hampir bisa di pastikan bahwa ia akan berkunjung ke Pantai Losari. Salah satu pantai terpopuler di ini bisa jadi lebih

Joko Yugiyanto

Siapapun yang berkunjung ke Makassar hampir bisa di pastikan bahwa ia akan berkunjung ke Pantai Losari. Salah satu pantai terpopuler di ini bisa jadi lebih dikenal daripada ibu kota Sulawesi Selatan. Meski demikian romatisme Makassar itu nyata dan bukan hanya Losari karena masih ada yang lain.

mengenang makassar
instagram.com/dhamond_jr

Tak salah memang karena pengalaman saya dan kawan-kawan saat visit ke Kota Makassar beberapa tahun yang lalu memang menempatkan Pantai Losari menjadi pilihan utama seusai bekerja. Kebetulan saat itu kami pun menginap di dekat pantai.

Jaraknya tak lebih dari 500 meter dan untuk sampai tujuan kami cukup berjalan kaki. Baik pagi maupun sore kami yang hanya visit 3 hari menyempatkan diri untuk berkunjung ke pantai ini.

Romantisme Makassar

Tak hanya sekali dua kali saya berkunjung ke Kota Daeng ini dan selalu ingin kembali untuk mengenang romantisme Makassar. Hanya saja kala itu medio 2011 hingga 2014 dan ada penyesalan kenapa dulu tidak membuat dokumentasi dengan baik.

Yang simpan dokumentasi hanya mereka yang telah mampu membeli kamera DSLR. Sedang saya hanya sebatas tim hore yang kadang nampak saat mereka menjepret.

Terlebih saat hari Minggu pagi, menurut informasi yang saya dapat maka bisa di pastikan seluruh area pantai akan padat. Dimana warga Makassar memilih objek wisata ini untuk olahraga pagi.

Setelah itu pastinya memanjakan lidah dengan wisata kuliner. Padatnya kegiatan tak menyurutkan kami untuk terus menjelajah tiap jengkal kota berjuluk Anging Mammiri ini. Lelah itu tak ada karena begitu balik hotel kami bisa memanjakan diri di tempat kami menginap.

Salah satu yang bisa di pilih tentu saja mandi sauna. Berhubung kami yang notabene berasal dari Jakarta berkunjung ke Kota Daeng maka kami pun mengatakan Sauna Makassar. Fasilitas tak jauh beda atau bisa dikatakan sama persis. Semua yang ada di ibukota bisa juga di temukan di sini.

Setelah itu kami pun istirahat untuk esoknya menuntaskan pekerjaan. Di hari terakhir kebetulan hari Minggu maka kami tak meyia-nyiakan kesempatan untuk menyusuri setiap titik objek wisata.

Benar saja waktu belum menunjukkan pukul 06.00 WITA tapi suara music telah begitu nyaring. Sepanjang bibir telah tumpah warga yang hendak olahraga pagi. Selain jogging dan sepeda olahraga paling diminati tentu saja senam semisal zumba dan aerobik.

Lelah berolahraga ada baiknya untuk manjakan lidah di seputaran Losari. Selain ada ada Coto Makassar, dan Konro, masih banyak kuliner khas Makassar bisa di pilih. Saat matahari terik bisa coba Es Palu Butung dan bila malam tiba ada baiknya mencoba Sarabba dan Pisang Epe dengan nuansa romantisme Makassar.

Sarabba ini bila di Jogja bisa di bilang seperti Bajigur atau mungkin jahe susu dengan rempah-rempah bila di Jakarta. Rasanya tak asing di lidah karena begitu menggoda.

Sementara itu Pisang Epe ini tidak saja saya temukan di Makassar tapi juga saya temukan di Tembok Berlin. Sama-sama menggugah selera terutama biasa di konsumsi saat menjelang di bibir pantai.

Baca juga: 6 Alasan Saya Memilih Jalan Kaki

Saat berkunjung ke sini jangan lupa bikin list mana yang akan jadi prioritas karena bisa jadi semua itu tak akan tertuntaskan. Pun demikian saat ingin wisata kuliner atau berburu oleh-oleh. Tanpa perencanaan bisa dipastikan akan overbudget.

Sebelum pulang juga ada baiknya untuk berburu oleh-oleh ke Karebosi. Bagi saya pribadi kala itu berburu oleh-oleh ke sini tak ubahnya ke Blok M di mana semua souvenir dan hal menarik bisa di pilih.

Semua yang berbau Makassar atau Indonesia Timur akan begitu mudah di temukan di sini. Dan tentunya sangat sayang bila balik ke tempat asal tanpa oleh-oleh berkesan.

Joko Yugiyanto

Sehari-hari bekerja sebagai penulis lepas dan bila kamu ingin order sesuatu bisa kontak saya di 087838889019

Tags

Related Post

Tinggalkan komentar