Mengelola gaji yang didapat tiap bulan menjadi kegiatan keuangan yang penting dilakukan oleh pekerja. Namun masih banyak pekerja yang kesulitan mengatur keuangan, hingga akhirnya menyesal ketika uang yang dimiliki ludes atau pengeluaran tidak terkontrol.
Padahal ada beberapa metode alokasi gaji yang bisa diterapkan oleh pekerja. Tidak sedikit pekerja yang merasa gajinya kurang atau tidak cukup untuk memenuhi kebutuhan.
Saat gaji bulanan turun memang membahagiakan, namun akan jadi percuma apabila tidak mengelolanya dengan bijak dan cerdas. Supaya keuangan terkontrol baik untuk pengeluaran sehari-hari maupun mencapai tujuan keuangan, Anda perlu mengatur alokasi gaji.
Dengan menerapkan metode alokasi gaji, Anda bisa dengan mudah membagi dana secara tepat. Sebaiknya Anda juga membuka rekening terpisah untuk membantu pengelolaan keuangan.
Apalagi saat ini syarat buka rekening sangat sederhana dan pendaftaran bisa dilakukan secara online. Lantas apa saja metode alokasi gaji yang bisa diterapkan oleh para pekerja?
Rekomendasi Metode Alokasi Gaji bagi Pekerja
Adanya metode alokasi gaji akan membantu menahan diri dari kebiasaan boros dan mencegah pengeluaran yang berlebihan. Saat gaji masuk ke rekening, Anda harus segera membaginya ke dalam beberapa alokasi keuangan yang penting untuk memenuhi kebutuhan hidup dan mengejar financial goals.
Berikut ini beberapa metode alokasi gaji yang bisa diterapkan agar finansial tetap aman dan demi mempersiapkan keuangan di masa mendatang:
1. Konsep 50-30-20
Konsep alokasi gaji 50-30-20 digunakan untuk mengalokasikan keuangan pada tiga kebutuhan yang berbeda. Seorang pakar keuangan, Stanley Poorman, sangat menyarankan pekerja menggunakan metode ini untuk menentukan alokasi gaji.
Cara menerapkan metode alokasi gaji ini cukup mudah, yakni menyalurkan 50% dari gaji untuk kebutuhan pokok, 20% untuk tabungan dan membayar utang, dan 30% sisanya untuk penggunaan sesukanya. Sesuatu yang harusnya paling mudah dilakukan tentunya.
Pertama, ambil 50% dari gaji untuk memenuhi kebutuhan pokok atau yang bersifat primer terlebih dahulu. Setiap orang atau keluarga memiliki kebutuhan pokok yang berbeda-beda, jadi Anda harus mengetahui kebutuhan terlebih dahulu. Misalnya menggunakannya untuk makan sehari-hari, tagihan cicilan rumah atau bayar listrik, transportasi, internet, dan lainnya.
Kemudian gunakan 30% dari gaji Anda untuk dimasukkan dalam pos tabungan dan melunasi utang jika ada. Alokasi tabungan bertujuan untuk memenuhi tujuan keuangan di masa mendatang, baik itu jangka pendek maupun jangka panjang. Misalnya untuk membeli rumah, membeli kendaraan, dana pensiun, dan lainnya.
Jangan lupa untuk menggunakan setengahnya atau 10% untuk membayar utang. Tidak harus langsung melunasinya, melainkan bisa mengangsur sesuai kemampuan finansial.
Lalu ambil 20% dari gaji untuk keperluan sesuka Anda. Pastinya ada berbagai hal yang ingin didapatkan atau miliki dalam hidup ini, yang bersifat tidak pokok atau bukan kebutuhan utama. Pada alokasi keuangan ini Anda bisa menggunakannya, misalnya untuk self reward, traveling, dan lainnya.
2. Konsep 4-3-2-1
Metode alokasi gaji lainnya yang bisa diterapkan untuk mengontrol keuangan adalah konsep 4-3-2-1. Dengan metode ini Anda perlu membagi gaji ke dalam beberapa alokasi, yaitu 40% untuk biaya hidup sehari-hari, 30% untuk bayar tagihan, 20% untuk ditabung dan berinvestasi, dan 10% untuk kegiatan sosial.
Pertama, ambil 40% dari gaji untuk memenuhi kebutuhan hidup sehari-hari. Dana pada alokasi keuangan ini bisa digunakan untuk kebutuhan pokok, seperti biaya makan, listrik dan internet, transportasi, dan lainnya.
Selanjutnya, gunakan 30% dari gaji untuk kewajiban membayar tagihan. Setiap orang memiliki tanggungan cicilan atau kredit yang berbeda-beda. Misalnya alokasi keuangan ini Anda pakai untuk membayar angsuran KPR, kredit mobil, hingga melunasi utang.
Kemudian masukkan 20% dari gaji untuk tabungan, sebagai dana darurat, dan berinvestasi. Alokasi ini wajib Anda miliki demi menyiapkan keuangan di masa mendatang.
Simpanan tabungan dan investasi berguna untuk mencapai keinginan atau financial goals baik jangka pendek maupun jangka panjang. Dana darurat sangat penting sebagai backup keuangan saat mengalami kondisi-kondisi tidak terduga.
Sementara 10% sisanya bisa dipakai untuk kegiatan sosial. Misalnya apabila Anda berniat untuk beramal atau berdonasi ke panti asuhan, korban bencana alam, pembangunan tempat ibadah, dan kegiatan sosial lainnya.
3. Konsep 30-30-30-10
Metode alokasi gaji 30-30-30-10 cocok diaplikasikan bagi yang memiliki banyak target keuangan, baik yang bersifat short term maupun long term. Cara menerapkan konsep alokasi gaji ini tidaklah sulit, yakni tinggal membagi dana ke dalam 30% untuk kebutuhan pokok, 30% untuk bayar cicilan atau kredit, 30% untuk menabung dan berinvestasi, dan 10% untuk hiburan.
Saat gaji turun, segera ambil 30% untuk memenuhi kebutuhan pokok seperti belanja harian, membeli perlengkapan rumah tangga, membayar sekolah anak, pajak, dan lainnya. Kemudian gunakan 30% lagi untuk membayar cicilan hingga melunasi utang. Anda bisa memakai alokasi ini apabila punya tanggungan angsuran rumah, kredit kendaraan, hingga pay later.
Untuk 30% selanjutnya dapat gunakan pada alokasi tabungan dan berinvestasi. Anda wajib mengumpulkan dana darurat dan mempunyai tabungan untuk financial goals yang ingin dicapai.
Lalu masih ada 10% yang bisa Anda pakai untuk self reward atau dana hiburan, seperti beli pakaian, nonton film, dinner, traveling, dan sebagainya.
4. Konsep 80-20
Konsep alokasi gaji lainnya yang bisa terapkan adalah metode 80-20. Rumus alokasi gaji yang satu ini lebih sederhana dibandingkan metode-metode sebelumnya. Anda tinggal membagi gaji 80% untuk memenuhi kebutuhan dan keinginan, lalu 20% untuk tujuan menabung dan investasi.
Alokasi untuk tabungan dan investasi pada metode ini bisa dikatakan memiliki persentase yang sama dengan konsep 50-30-20. Namun terdapat aturan menarik yang digunakan dalam metode alokasi gaji ini, yaitu pos untuk kebutuhan dan keinginan tidak dibedakan dalam dua kategori. Kedua pengeluaran tersebut digabungkan dalam satu alokasi.
Jadi Anda bisa mengambil 80% dari gaji untuk digunakan dalam berbagai kebutuhan atau keperluan. Pertama pastinya harus memakainya untuk pemenuhan kebutuhan hidup pokok harian atau per bulan.
Kemudian sebagian dari itu, bisa dipakai dalam spending yang bersifat keinginan seperti self reward, hiburan, dan lainnya. Sementara 20% dari gaji bisa masukkan dalam pos tabungan dan berinvestasi.
5. Konsep 60-20-20
Rumus metode alokasi ini dilakukan dengan membagi gaji ke dalam 60% untuk pengeluaran biaya hidup, 20% untuk tabungan serta investasi, dan 20% untuk pengeluaran yang bersifat keinginan. Konsep ini mirip dengan beberapa metode alokasi gaji sebelumnya, yakni persentase pos terbesar untuk kebutuhan pokok atau biaya hidup.
Anda tinggal mengambil 60% dari gaji untuk memenuhi kebutuhan pokok atau biaya hidup harian dan per bulan. Kemudian gunakan 20% dari gaji untuk mengumpulkan tabungan atau berinvestasi. Sementara 20% sisanya dapat Anda pakai untuk memfasilitasi keinginan Anda, seperti self reward, liburan, dan kegiatan-kegiatan hiburan lainnya.
Menggunakan Rekening Online untuk Menabung
Bagaimana, apakah Anda sudah memilih metode alokasi gaji yang akan diterapkan demi mengontrol keuangan secara bijak dan cerdas? Dengan adanya alokasi gaji, keuangan Anda ke depannya akan terkontrol dan memudahkan Anda dalam mencapai financial goals.
Supaya memudahkan dalam mengalokasikan keuangan, sebaiknya Anda membuat rekening terpisah. Apalagi saat ini Anda bisa membuat rekening online gratis. Salah satu rekening online yang bisa Anda pilih adalah PermataME.
PermataME adalah tabungan online yang disediakan oleh PermataBank untuk memudahkan Anda dalam memantau dan mengontrol keuangan. Pembukaan rekening bisa dilakukan secara online menggunakan aplikasi mobile banking PermataMobile X yang bisa diunduh di Play Store dan App Store. Syarat buka rekening ini juga cukup sederhana dan nggak ribet.
Informasi lebih lengkap mengenai syarat buka rekening online PermataMe dan pendaftarannya bisa Anda baca di sini.