Geli juga mendengar salah seorang supervisor mengeluh kenapa insentif anak buahnya jauh lebih besar. Hemat dia, supervisor memiliki pekerjaan dan tanggung jawab lebih tapi dihasil akhir tidak berbanding lurus dengan angka.
Paradoks pekerjaan mungkin itu yang terlintas kenapa antara kerja, karir dan hasil akhir (angka) tidak selalu seiring sejalan. Mungkin bila kamu pernah punya jabatan dan berada di kondisi ini akan mempertanyakan hal serupa. Komplain ke perusahaan akan menjadi sesuatu yang lumrah.
Tahukah kamu bila karir dan pendapatan (baca: kekayaan) itu sesuatu yang berbeda. Jabatan yang tinggi tidak akan menjamin diikuti angka yang fantastis pula.
Sebagai contoh paling gampang seperti ini, mungkin kita pernah bertemu dengan marketing lepas atau freelancer. Mereka bisa dibilang secara jabatan tidak ada.
Tapi bila berurusan dengan kantong jangan salah. Saya menemukan mereka memiliki penghasilan dua atau 3 digit bukan hal mustahil.
Mereka bekerja tak kenal waktu. Bila sehari harus bekerja 15 jam maka mereka akan bekerja selama itu.
Atau bila tiba saatnya sedang malas bekerja. Bisa jadi mereka dalam sehari tidak melakukan pekerjaan apapun.
Lain halnya dengan karyawan, mereka memiliki hierarkhi atau jenjang karir. Angkanya tidak selalu mulai dari angka yang besar.
Ada yang mulai dari level paling bawah. Pelan tapi pasti karyawan seyogyanya harus berpikir tentang karir.
Mereka harus rela datang pagi dan pulang sore menunaikan kewajiban perusahaan. Semua yang dikerjakan memiliki indikator tertentu hingga bisa dikatakan berhasil atau gagal.
Memilih bekerja sebagai karyawan setidaknya ada jaminan berkembang. Hal ini karena ada tuntutan bila orang tersebut akan fail bila tidak sesuai target atau ketentuan.
Namun yang perlu dicatat, tidak semua perusahaan akan memberikan kesempatan itu. Maka beruntunglah bila kamu bergabung di perusahaan yang sedang berkembang.
Hal ini dibuktikan bila rata-rata seseorang untuk naik jabatan butuh waktu panjang tapi di perusahaan tersebut sangat cepat. Tuntutan dan kebutuhan perusahaan yang harus berkembang membuat orang-orang yang ada didalamnya tumbuh pesat.
Ketika kamu punya jabatan dan pendapatan lebih rendah dari bawahan jangan mengeluh. Harusnya kamu bersyukur bisa mensukseskan anak buah dan akan mengantarkanmu pada posisi yang lebih tinggi.
Benar memang anak buahnya mendapat angka yang lebih menarik. Tapi tahukah kamu kalau kamu sudah berperan jadi manager leader.
Apa yang kamu kerjakan mengantarkan diri pada derajat yang lebih tinggi. Dimana kamu bisa berkembang, berekspresi, atau menunjukan aktualisasi diri.
Dimana orang-orang dibawah kamu belum mampu melakukan. Tapi kamu telah membuktikan diri memiliki kualitas yang lebih baik.
Paradoks itu tidak akan terjadi bila saja setiap individu sadar betul akan porsi dan pekerjaan yang di emban. Jangan melihat sesuatu dari kacamata diri sendiri.