Sampah dan zero waste seolah menjadi isu yang tak pernah habis untuk dibahas. Dan kini dibutuhkan berbagai inovasi guna menanggulangi agar sampah tidak terus menggunung. Salah satu langkah nyata tentu dengan pengelolaan sampah dari rumah.
Mungkin kita tak pernah terpikir, ternyata ada satu desa wisata yang fokus menjual pengalaman pengolahan sampah. Dan salah satunya adalah Desa Wisata Ngoro-oro yang ada di Patuk, Gunungkidul.
Sampah bukan lagi menjadi satu hal yang perlu ditakuti dan harus segera dibuang. Ada baiknya kini sampah mulai diolah dan kelola dengan baik.
Apesnya, bila tidak bisa diolah dengan baik maka jumlahnya harus diminimalisir. Dan lebih penting lagi sampah disulap menjadi sesuatu yang bernilai guna lebih.
Gunungkidul sendiri kaya akan destinasi wisata alam dan kulinernya. Baik itu dari sisi pegunungan, laut, gua, air terjun dan yang tergres tentu saja mengajak pengunjung untuk bermain-main dengan sampah.
Bagaimana mereka mengajarkan kepada para wisatawan bahwa sampah bisa disulap menjadi sesuatu hal yang menakjubkan. Pengalaman menarik dan berharga ini bisa didapat hanya dengan satu hari berada di Desa Wisata Ngoro-oro.
Bukan lagi hanya sebatas limbah yang akan mencemari bumi dan merusak lapisan ozon. Namun ada banyak hal menarik yang bisa dilakukan dengan sampah apapun bentuk dan jenisnya.
Paket Wisata Pengelolaan Sampah
Di desa wisata ini kita akan diajarkan untuk pengelolaan sampah mulai dari rumah. Di mana setiap keluarga harus menyediakan beberapa kantong untuk memilah sampah.
Memisahkan sampah berdasar jenisnya, mulai dari sampah organik, plastik, kaca dan sejenisnya. Pemilihan sampah ini akan memudahkan proses selanjutnya di mana petugas tidak perlu memilih dan memilah sampah di tempat penampungan sampah.
Selanjutnya di bank sampah masing-masing sampah akan diolah sesuai dengan jenisnya. Untuk sampah organik tentu bisa dibuat pupuk melalui metode pengomposan. Pengomposan juga bukan hal yang sulit dan mereka pun mengajarkan hal tersebut dengan cara mudah dan menyenangkan.
Bagi yang tidak ingin aroma di dapat bisa menggunakan wadah tertutup. Bisa menggunakan ember atau drum yang cukup besar.
Selain menggunakan sampah organik dihasilkan bisa ditambahkan cairan tebu dan yakult. Iya, yakult yang biasa kita minum ini pun bisa digunakan untuk mempercepat proses pengomposan. Hasil dari kegiatan ini pun bisa digunakan sebagai pupuk alami yang akan membantu tanaman lebih subur.
Sementara itu untuk sampah plastik akan dibuat produk lain sesuai dengan kreatifitas. Untuk plastik yang sifatnya cukup keras bisa dibuat hiasan rumah dan untuk plastik pembungkus bisa dibuat tas belanja.
Di desa wisata ini kita tidak lama, mungkin hanya setengah hari. Namun selama itu pula kita akan mendapat pemahaman untuk menjadi salah satu agen perubahan.
Orang-orang yang mulai peduli dengan sampah dan harus dicegah sedini mungkin. Kampanye zero waste bukan hanya sebatas jargon semata tapi benar-benar ada dalam tiap hati sanubari setiap individu.
Di tempat ini pula saya dan beberapa kawan diajarkan untuk membuat cairan serba guna dari bahan alami yang dikenal dengan eco enzyme. Saya katakan cairan serba guna karena memang begitu adanya.
Produk ini bisa digunakan sebagai cairan pembersih baju, sabun cuci piring hingga untuk pupuk. Cara bikinnya pun cukup mudah dan menyenangkan.
Tak ayal semua yang datang pun berebut untuk turut serta membuat produk sederhana kaya manfaat. Cukup mudah proses pembuatannya hanya saja hasilnya baru akan diketahui 3 bulan yang akan datang
Mengubah Stigma Negatif Sampah
Desa Wisata Ngoro-oro bisa menjadi salah satu contoh nyata di mana mereka mampu mengubah stigma negatif sampah. Sampah bukan lagi hanya sebatas residu bau dan tanpa nilai jual.
Di tangan mereka sampah menjadi sesuatu yang asik dan menarik. Bagi kamu yang penasaran pun bisa ikut datang dan belajar pengelolaan sampah melalui paket wisata pengelolaan sampah Desa Wisata Ngoro-oro.
Selain di Gunungkidul tentu masih banyak desa wisata dan pelaku yang peduli dengan sampah. Apapun kondisinya sampah pasti akan muncul dan terus terjadi dan dibutuhkan komitmen untuk menjaga agar sampah bisa dikelola dengan baik.
Entah diolah dan menjadi bentuk lain agar bumi ini tidak semakin kotor. Jangan sampai kelak nanti anak cucu kita yang akan “panen” atas perbuatan ceroboh kita yang sering buang sampah sembarangan.
Akan lebih menarik bila kegiatan ini diikuti setidaknya belasan orang. Di mana satu sama lain kemudian akan bisa saling bertukar cerita tentang pengalaman mereka dapat.
Solusi Zero Waste
Poin penting yang saya dapat usai mengikuti kegiatan tersebut tentu saja adalah kesadaran individu akan solusi zero waste. Di mana setiap orang bisa terlibat secara langsung untuk menanggulangi sampah.
Di mulai dari diri sendiri dan akan terus bergerak ke masyarakat sekitar. Dan pada akhirnya akan menjadi budaya setiap individu dan tidak ada lagi kebiasaan buang sampah sembarangan.
Kita tentu sering merasakan bawah bumi sedang tidak baik-baik saja. Salah satu yang nampak jelas dimana cuaca kadang panas tiba-tiba hujan.
Atau yang lebih parah lagi ada banjir diberbagai wilayah. Di mana dulu saat kita kecil hal itu tidak ditemukan.
Itu adalah tanda-tanda nyata dari kerusakan bumi. Sampah dihasilkan tidak hanya bikin kotor apa yang ada di darat dan laut tapi juga di udara.
Terlebih dari data yang ada diketahui bahwa sampah setidaknya menyumbang 20% emisi gas metana yang membuat bumi kian panas. Konsumsi plastik sekali pakai ini yang diduga kuat menjadi penyumbang paling besar.
Jangan sampai gas rumah kaca semakin tipis dan kita yang berada di bumi akan merasakan panas yang tak biasa setiap harinya. Dan bila malam tiba dingin akan begitu terasa sebagai efek ketidakseimbangan bumi.
Bila sudah tahu dampak buruk dari sampah, masihkan kita akan menjadi sosok-sosok yang tidak bertanggung jawab. Semoga saja tidak.