Apa yang kamu lakukan saat buntu menulis atau serasa kehabisan ide. Mungkin banyak diantara kita yang memilih untuk rehat sejenak. Berhenti sesaat dan mencari ide sembari refresing scrol sosial media.
Mungkin kita berpikir bahwa apa yang kita lakukan itu tidak produktif. Tapi faktanya otak itu bagaikan mesin yang harus di cas atau isi ulang supaya bisa bekerja normal.
Minimal di istirahatkan jangan sampai panas dan melepuh. Lihat saja kalau naik motor di gaspol tanpa pelumas yang baik pasti jebol juga. Atau mungkin dikendarai dalam waktu cukup lama yang ada samo bae.
Oleh karena itu jangan berpikir bekerja dan produktif itu hanya ketika menghasilkan. Banyak hal bisa dikatakan produktif meski itu tidak menghasilkan sesuatu secara langsung.
Paling mudah mungkin bisa kita lihat dari kisah sukses para penemu. Ada mungkin einsten menemukan teori gravitasi sewaktu melihat apel jatuh.
Buah atau benda jatuh dipastikan hanya membutuhkan waktu beberapa detik saja. Tapi proses untuk sampai menemukan AHA atau pencerahan bisa jadi belasan hingga puluhan tahun.
Baca juga: Jujur Saya Iri dengan Kamu
Tak ada yang sia-sia itu yang senantiasa ditanamkan dalam diri. Bagaimana melihat sesuatu dengan cara yang positif.
Kebetulan saja saya memiliki anak usia 3 tahun dan kini sedang belajar memperbanyak kosa kata. Jumlahnya tak banyak mungkin baru puluhan saja saat ini. Tapi untuk sampai puluhan itu tentu dimulai dari satu dua kata.
Proses belajar itu sifatnya akumulatif. Sama halnya mungkin bagi saya yang seorang blogger. Dulu untuk membuat satu artikel bisa jadi butuh beberapa jam atau malah satu hari.
Kini bila sedang mood bisa jadi satu artikel hanya membutuhkan beberapa menit saja. Maklum saja apa yang ditulis juga bukan sesuatu yang berat. Hanya sebatas mengeluarkan unek-unek karena memang blog ini sengaja di buat untuk katarsis.
Mengikuti saran para pendahulu yang paling penting dalam proses adalah konsistensi. Tindakan yang senantiasa dilakukan secara berulang. Diawal bisa jadi itu terasa sulit tapi kalau sudah biasa ya B saja.
Maka dari itu ketika di tanya pernah tidak kehabisan ide atau merasa buntu saat menulis. Untuk menghibur diri tentu akan saya katakan tidak pernah.
Yang berat itu tentu saja menulis sesuatu yang berguna dan bermanfaat sehingga layak baca. Bukan hanya sepintas baca dan ya sudah selesai. Buntu menulis itu hanya bagian dari dinamika melatih hati dan pikiran untuk senantiasa peka melihat realita.
Berat bukan berarti tidak bisa diselesaikan. Paling penting mulai saja dulu dan dibelakang ada proses editing.
Buat saya atau siapapun sugesti diri dengan mengatakan saya tidak pernah buntu menulis. Yang ada adalah saya butuh asupan atau referensi untuk kemudian disarikan kembali dalam bentuk tulisan.