Saya Pun Ingin Mudik dan Jalan-Jalan

Lebaran tinggal menghitung hari. Mencoba melihat sekitar ternyata masih banyak diantara mereka yang rela berdesakan untuk memenuhi kebutuhan tradisi satu tahun sekali itu. Tak hanya

Joko Yugiyanto

Lebaran tinggal menghitung hari. Mencoba melihat sekitar ternyata masih banyak diantara mereka yang rela berdesakan untuk memenuhi kebutuhan tradisi satu tahun sekali itu. Tak hanya itu, memaksakan mudik dikala pandemi tentu mengandung risiko.

mudik
linamuryani.com

Tak hanya pasar tradisional, di pasar modern pun nampak nyata pemandangan itu. Entah apa yang ada dibenak mereka. Belum cukupkan data yang disajikan tiap hari dimana jumlah pasien dalam pengawasan terus bertambah.

Bukan itu saja, saya yang saat ini kebetulan di rantau pun masih melihat banyak orang yang berupaya mudik atau pulang kampung. Mereka yang abai dan bisa jadi carrier dari virus yang sampai saat ini belum ada vaksin.

Kalau boleh jujur saya pun ingin mudik dan jalan-jalan. Belanja ke pasar atau supermarket untuk memenuhi kebutuhan rumah tangga. Ada keinginan pula untuk mudik dan bertemu orang tua di kampung.

Baca juga: Mau Liburan Ala Pedesaan, ke Jogja ajah

Namun sekali lagi niat itu coba ditahan dalam-dalam. Untuk mudik fix tak akan mencoba karena orang tua pun berpesan. Saat ini bukan waktu yang tepat untuk pulang kampung dan secara tegas “simbok” mengatakan jangan pulang dulu.

Untuk urusan jalan-jalan ini yang lumayan susah. Secara kini hampir 2 bulan tidak keluar rumah tentu berada di tempat favorit adalah hiburan terbaik.

Sedih melihat tingkah polah mereka yang abai dengan bahaya pandemi Covid-19. Seolah tak melihat belasan ribu yang terkena dan seribu yang meninggal.

Perjuangan mereka yang berada di garda terdepan dalam hal ini paramedis. Mereka berjuang siang malam membantu para penderita dan bisa jadi selama ini juga tidak pulang untuk bertemu keluarga.

Kesedihan kita yang hanya harus #DiRumahAJa belum seberapa dengan apa yang mereka rasakan. Oleh karena itu ada baiknya untuk sedikit meringankan beban mereka dengan berdiam diri di rumah saja.

Hanya keluar untuk satu urusan yang urgent. Bila keluar untuk senantiasa menggunakan masker dan rajin cuci tangan atau menggunakan hand sanitaser sedikit bangat akan membantu kita untuk tidak mudah terjangkit.

Menanamkan diri untuk senantiasa bersyukur dan berpikir positif. Di rumah pun kita masih bisa produktif dan telah banyak yang membuktikan.

Bila mereka bisa kenapa kita tidak. Jangan pernah menyerah dengan keadaan karena bisa jadi ini belum segera berakhir.

Baca juga: Lokasi Terbaik Melihat Jogja dari Ketinggian

Harus memiliki strategi untuk bisa bertahan. Bila ada yang mengatakan konsep new normal mungkin mau tidak mau, suka atau tidak suka harus dijalankan protokol itu.

Tapi perlu diingat konsep tersebut mungkin hanya berlaku pada latar general. Tiap orang bisa jadi memiliki profesi yang beda dan unik. Sudah pasti dia pun harus menyiapkan konsep tersendiri untuk bisa bertahan hidup.

Tahan semua keinginan hingga semua benar-benar bisa dikontrol. Jangan sampai satu pertemuan yang salah kemudian kita terkena. Tak perlu waktu lama bisa jadi anggota keluarga pun turut menjadi korban.

Jangan lagi katakan, saya ingin mudik dan jalan-jalan hingga semua dinyatakan baik-baik saja.

Joko Yugiyanto

Sehari-hari bekerja sebagai penulis lepas dan bila kamu ingin order sesuatu bisa kontak saya di 087838889019

Tags

Related Post

Tinggalkan komentar