Bisa jadi beberapa bulan terakhir ini menjadi masa-masa yang susah cari kerja. Hal ini tak lepas dengan adanya pandemi yang memaksa banyak perusahaan mengurangi jumlah personilnya.
Bayangkan, tidak pandemi saja perusahaan akan berhitung ketika akan menambah tim. Apalagi dengan pandemi yang telah berjalan beberapa bulan ini. Tak ayal kini jutaan pekerja harus kehilangan sumber penghasilan.
Mungkin bila kita berpikir negatif kita akan mengeluh, kenapa ini terjadi di bangsa ini atau bisa jadi kenapa saya yang harus menjadi salah satu dari sekian juta korban. Saat ini telah banyak negara mengalami krisii atau lebih tepatnya resisi.
Namun lain cerita bila kita bisa berpikir positif. Sering kali mendengar tetangga sekitar berujar, tidak semua orang bergaji tapi semua orang memiliki rezeki. Percaya dengan Tuhan saja semua ini nanti ada jalan keluarnya.
Benar saja, selama 4 bulan ini saya sudah tidak berkantor lagi. Tak ada lagi rutinitas menyajikan alat tes atau interview kandidat untuk level apapun.
Selama ini pun saya tidak merasakan susah cari kerja karena telah fokus dengan apa yang saya yakini. Kreatifitas akan menyelamatkan siapa saja. Yang ada kemudian adalah mencari celah apa saja yang kemudian bisa dikonversi dalam bentuk rupiah.
Berhubung saya kurang mengenal dunia lain dan yang saya tahu hanya seputar penulisan dan konten maka hanya inilah yang saya kerjakan.
Beruntung meski saya bukan multi talenta masih ada kesempatan untuk unjuk kebolehan dalam membuat tulisan dan video. Dan hasilnya mungkin bisa dilihat di beberapa situs yang saya kelola. Selain itu tentunya ada di sosial media.
Menjadi satu cara untuk naik kelas tentunya. Bila dulu saya tidak pede untuk menulis dan berada di depan kamera tapi kini tidak mau setiap hari harus membuat konten. Memberanikan diri untuk berkreasi dengan apa yang ada. Keterbatasan bukan alasan untuk tidak produktif.
Susah Cari Kerja
Bila benar kamupun merasa susah cari kerja, maka ada baiknya untuk mencoba menciptakan ruang kerja sendiri. Mencoba mengoptimalkan satu hal yang selama ini ada tapi belum diyakini mampu sebagai jalan hidup.
Mencoba berdamai dengan diri sendiri dan memaksa untuk terus mengasah kreatifitas. Yakin bahwa proses tak akan mengkhianati hasil, tinggal tunggu momentum saja.
Saatnya Naik Kelas
Kenapa dikatakan saatnya naik kelas karena jelas bila dulu sebelum pandemi atau krisis kita terbiasa sebagai karyawan atau pegawai. Maka kini saatnya menempatkan diri sebagai pemilik usaha.
Meski tak besar apa yang kita kerjakan adalah 100% milik kita. Ingat pepatah, sedikit-sedikit lama-lama menjadi bukit. Pun demikian apa yang kita mulai hari ini. Bila dulu di tahun 2014 saat saya memulai Kanal Jogja baru ada belasan artikel maka kini. Setelah hampir 6 tahun tentunya artikel telah mencapai ribuan.
Pelan tapi pasti pertumbuhan itu ada, gerak atau progres positif itu terjadi pada semua. Tak terkecuali dengan saya, di mana kini tak ada gaji tapi masih ada rezeki dari menulis.
Bila harus Turun Kelas
Selanjutnya bila saat ini telah menjadi netprenuer maka kelak bila harus turun kelas maka ada 2 opsi yang saya pilih. Ketika ditanya kenapa hanya ada 2 pilihan maka dengan tegas saya katakan bila saya ingin kerja buikan hanya karena mencukupi kebutuhan hidup.
Lebih dari itu adalah sebagai cara untuk terus berkembang. Dan pastinya itu adalah dunia yang membuat saya bahagia.
Menjadi Human Capital kembali
Pekerjaan di bidang ini telah saya lakoni dari 2010 hingga saat ini. Setidaknya saya pernah berada di 6 perusahaan berbeda. Dari jumlah karyawan belasan hingga ribuan pernah saya rasakan.
Satu pekerjaan yang bikin hati tenang karena kita hadir bagaikan malaikat yang akan memberi kehidupan bagi orang lain yang membutuhkan pekerjaan. Kalau toh pada akhirnya tidak kerja sama minimal jaringan saya bertambah.
Satu pekerjaan yang bisa dibilang tak hanya soal pendapatan tapi juga tentang bagaimana berbuat baik kepada banyak orang. Mencoba mengedukasi mereka, para pencari kerja khususnya yang freshgradute untuk lebih bisa berkembang di masa yang akan datang.
Baca juga: Gagal Interview Kerja, Mungkin Kamu Melakukan ini
“Pekerjaan memang memberi kesempatan untuk mendapat penghasilan tapi sayang tidak semua posis memberi kesempatan untuk berkembang optimal”.
Menjadi Marketing
Mungkin pilihan kedua ini tak terpikirkan oleh siapapun. Tapi setelah berkonsultasi dengan beberapa kawan yang lebih senior mengatakan bila saya bisa lebih berkembang dengan menjadi marketing.
Dunia yang memberi kesempatan untuk mengenal lebih luas akan banyak hal. Di mana di dalamnya ada target dan tentunya ada insentif. Lain cerita bila menjadi Human Capital khususnya saya di bagain rekrutmen ada target jelas di depan mata tapi tak kunjung insentif.
Marketing sendiri sepemahaman saya menjadi satu momok bagi sebagian pencari kerja karena mereka akan mengasosiasikan dengan target. Mungkin mereka ini belum tahu bila semua pekerjaan itu memiliki target masing-masing.
Dengan kondisi susah cari kerja ini bisa jadi marketing pun akan semakin kepayahan mengingat kondisi ekonomi yang makin lesu. Tapi perlu ingat dibalik ada kemalangan itu ada potensi yang bisa dioptimalkan.
Apa yang terjadi nanti kita tidak pernah tahu. Yang bisa kita lakukan hanyalah melakukan yang terbaik saat ini apa yang bisa dilakukan karena itu akan memberi peluang di masa yang akan datang.