Tangan Dingin Stefanus Indri Sujatmiko Antarkan Bonggol Jagung Mendunia

Tahun lalu atau persisnya November 2023 dalam satu kesempatan temu UMKM saya pernah bertemu dengan Stefanus Indri Sujatmiko. Pada kesempatan itu saya baru ‘ngeh’ orang

Joko Yugiyanto

Tahun lalu atau persisnya November 2023 dalam satu kesempatan temu UMKM saya pernah bertemu dengan Stefanus Indri Sujatmiko. Pada kesempatan itu saya baru ‘ngeh’ orang yang saya ajak diskusi ini adalah salah satu tokoh penggerak kewirausahaan.

stefanus indri sujatmiko
tribunjogja/Ahmad Syarifudin

Bagaimana kemudian sosok Indri Sujatmiko mampu menyulap bonggol jagung menjadi satu mahakarya yang bernilai tinggi. Ia dan kelompoknya mampu membuat sebuah karya / produk dengan nilai puluhan ribu hingga jutaan rupiah.

Semua itu berkah kecerdikan mengolah bonggol jagung. Menurutnya sangat sayang bila kemudian bonggol jagung dibuang begitu saja. Padahal “residu” ini masih bisa dimanfaatkan dalam bentuk lain bukan hanya sebatas pakan ternak saja.

Hasilnya pun berbagai macam craft dari bonggol jagung tercipta. Mulai dari sandal, hiasan dinding, hingga craft dalam ukuran yang cukup besar.

Dan kini, kerajinan berbahan bonggol jagung juga digarap oleh sebagian warga yang ada di Kalurahan Sendangagung, Minggir, Sleman, Yogyakarta. Menjadikan desa ini menjadi salah satu kawasan yang bisa dituju bagi Anda yang ingin belajar seluk beluk bonggol jagung.

Dari Petani ke Pengrajin

Sebelum sukses dan dikenal saat ini, Stefanus Indri Sujatmiko hanyalah seorang petani dan pedagang sayur. Praktis ia tahu betul bahwa tempatnya pernah menjadi salah satu sentra jagung di Jogja.

Tak ingin terus berlarut maka ia pun mencoba memanfaatkan apa yang ada dalam hal ini limbah jagung. Terutama saat ia mendapat keluhan juragan jagung asal Kulonprogo akan adanya gunung yang berasal dari bonggol jagung.

Selain itu ia tidak pernah melihat lukisan dari bonggol jagung dan tentu ini semakin membuatnya tertantang. Mulai mencoba serius menggarap bonggol jagung sejak akhir 2015 dan Juli 2016 mulai menampakkan hasil positif dan selanjutnya Agustus 2016 telah mulai mengikuti pameran untuk memperkenalkan produk kepada masyarakat luas.

Berbagai eksperimen pun dicoba untuk mengubah bonggol jagung menjadi sesuatu yang berbeda dan bernilai ekonomis tinggi. Kini, ia bukan hanya sebatas pengrajin tapi juga seniman bonggol jagung.

Menjadi sosok inspiratif yang bisa diikuti jejaknya. Bagaimana niat awal hanya ingin mengubah ‘sampah’ kemudian menjadi sesuatu yang bernilai tinggi. Mungkin ia juga tidak akan pernah menyangka menjadi bagian dari pelaku UMKM yang menginspirasi banyak orang.

Ia menyadari untuk menyulap bonggol jagung butuh waktu dan proses panjang. Namun dengan ketekunan maka semua itu akan terasa lebih mudah dan menyenangkan.

Secara umum setiap bonggol yang akan diolah harus dibersihkan dan kemudian dikeringkan. Pada kondisi panas maka akan butuh waktu 3 hingga 5 hari.

Selanjutnya bonggol-bonggol ini akan di amplas hingga mencapai bentuk ulir khas. Bukan sesuatu yang sulit tapi bukan juga perkara yang mudah karena butuh keahlian.

Dari ulir khas bonggol jagung ini kemudian akan mendapat treatment sesuai dengan kebutuhan. Mulai dari pemotongan hingga pengeboran dan proses finishing tetap harus dilakukan untuk mendapat hasil terbaik.

Tak lupa dan tak boleh terlewatkan tentu saja proses penyemprotan untuk menutup semua pori-pori di bonggol jagung. Dengan cara ini maka hasil akan menakjubkan.

Sukses Bersama Masyarakat Setempat

Nampaknya pria kelahiran 1973 ini tak ingin sukses sendiri. Hal ini dibuktikan dengan dirinya menggandeng masyarakat setempat yang ada di Minggir. Dengan cara ini maka akan menumbuhkan pengrajin lain selain dirinya.

Menurutnya, mayoritas masyarakat lebih suka menggarap sandal dari bonggol jagung. Hal ini karena produk ini lebih mudah dibuat dan dipasarkan.

Mereka yang pada mulanya tidak tahu cara membuat maka bisa belajar dan kemudian praktik sendiri. Selanjutnya yang telah cukup cakap maka bisa mengembangkan usaha ini secara mandiri.

Bagi Anda yang penasaran dan ingin melihat berbagai karya Stefanus Indri Sujatmiko pun bisa berkunjung ke Dusun Minggir II RT 1/RW 3 Sendangagung, Minggir, Sleman, Yogyakarta. Pun bila Anda ingin mencoba membuat craft sederhana berbahan bonggol jagung pun bisa dan hasilnya dibawa pulang.

#BersamaBerkaryaBerkelanjutan #KitaSATUIndonesia

Joko Yugiyanto

Sehari-hari bekerja sebagai penulis lepas dan bila kamu ingin order sesuatu bisa kontak saya di 087838889019

Tags

Related Post