Tolak Stigma Bukan Orangnya – Mendengar kata kusta bagi sebagian orang tentu itu menjadi satu hal yang menakutkan. Namun tidak bagi mereka yang sudah paham bahwa kusta bisa disembuhkan dan penularannya tidak semudah yang kita duga.
Iya, kusta kini sudah bisa disembuhkan bagi mereka yang mau rajin berobat. Terlebih kini obatnya telah diberikan melalui puskesmas secara cuma-cuma. Artinya mereka para penderita kusta tidak perlu takut lagi.
Paling penting adalah menjaga imunitas dan kebersihan diri dan lingkungan. Seperti yang telah saya katakan diatas bahwa kusta tidak mudah menular selama imunitas dalam tubuh sedang baik-baik saja.
Saat ini yang paling menakutkan bukan lagi si penyakit yang bernama kusta yang disebabkan bakteri Mycobacterium Leprae. Bakteri ini sangat ganas dan menyerang jaringan kulit dan syaraf.
Mereka yang tidak segera mendapat tindakan terukur maka akan rentan terhadap kondisi hilang rasa. Seperti yang kita tahu pada bagian yang terserang rasa sakit akibat dicubit itu tidak ada lagi.
Tolak Stigma Bukan Orangnya
Namun faktanya ada yang lebih menakutkan daripada kusta itu sendiri. Yang tak lain adalah stigma yang muncul sebagai akibat penyakit kusta.
Mereka ini para penderita kusta kecenderungan akan dijauhi dan diasingkan. Seringkali mereka mendapat perlakuan kurang baik sebagai akibat stigma negatif akan penyakit kusta.
Fakta tersebut saya dapat seusai mengikuti webinar yang diadakan KBR.id yang didukung Komunitas ISB. Selama lebih kurang 1 jam banyak informasi menarik yang saya dapat dari para narasumber.
Mereka adalah Bapak Al Qodri yang tak lain adalah orang yang pernah mengalami kusta sekaligus Wakil Ketua Perhimpunan Mandiri Kusta Nasional dan dr Astri Ferdiana selaku Technical Advisor NLR Indonesia.
Dari 2 orang berkompeten inilah kita bisa mendapat pemahaman yang tepat. Dari Bapak Al Qadri saya menjadi tahu betul penderitaan mereka (para penderita kusta) yang mana dalam kehidupan sehari-hari dianggap sebagai sosok yang aneh.
Sesuatu yang nampak beda dan harus dijauhi. Padahal mereka ini dalam satu kondisi kurang baik dan semestinya mendapat dukungan semua pihak, khususnya mereka orang-orang yang ada di sekitar mereka.
Beruntung mereka ini adalah orang-orang yang kuat secara mental. Bila tidak bisa jadi akan semakin down dimana secara fisik terserang kusta ditambah secara psikologis merasa di asingkan.
Sementara itu dr Astri Ferdiana menegaskan bahwa mereka ini seharusnya mendapat perhatian lebih. Mendapat dukungan dan informasi positif bahwa kusta saat ini berbeda dengan puluhan tahun yang lalu.
Dimana saat ini kusta telah ada obatnya dan dapat disembuhkan. Tak kalah penting adalah bagaimana setiap orang harus mengenali gejala kusta sejak dini.
Tidak boleh terlambat dan segera mendapat pengobatan yang tepat. Gejala awal kusta tak ubahnya muncul jamur pada kulit berwarna putih atau merah.
Bercak ini tidak bersisik dan bila digaruk tidak terasa sakit. Atau dalam bahasa sederhana muncul mati rasa. Sesegera mungkin bila hal ini ditemukan untuk dibawa ke dokter atau puskesmas terdekat.
Fakta Kusta di Tanah Air
Hingga saat ini kusta kurang mendapat perhatian banyak pihak. Penyakit ini tidak sepopuler jantung atau stroke dimana banyak pihak yang sering mengulasnya.
Namun perlu diketahui bahwa kusta tetap menjadi salah satu penyakit paling menakutkan. Dimana tiap tahun kasusnya sering kali bermunculan.
Penyakit yang disebabkan bakteri ini hingga saat ini juga belum ada vaksinnya. Artinya tiap orang masih memiliki kemungkinan untuk terkena tanpa kecuali. Akan tetapi saat ini telah ada obat yang terbukti ampuh untuk menyembuhkan kusta.
Butuh waktu setidaknya 6 bulan secara terus menerus untuk memastikan kusta tidak ada lagi di tubuh kita. Oleh karena itu selama masa pengobatan tidak boleh putus dan lepas dari dokter yang menangani.
Obat kusta yang tersedia gratis dan disediakan pemerintah juga diharapkan bisa digunakan sebaik mungkin. Jangan sampai mereka yang terkena kusta justru menutup diri dan enggan berobat.
Mari kita wujudkan Indonesia bebas kusta. Caranya untuk senantiasa menjaga kesehatan diri dan lingkungan sekitar.
Tolak stigma bukan orangnya juga harus hadir dalam kehidupan sehari-hari. Mari bantu mereka untuk sembuh lebih cepat.
Sementara itu bila menemukan mereka yang terindikasi kusta untuk diberikan dukungan agar tetap semangat dan konsisten berobat.