Siapa bilang ekonomi digital hanya berlaku bagi mereka yang punya duit. Kehadiran ekonomi digital tak hanya berdampak bagi perusahaan besar atau pun negara semata. Kita pun sebagai masyarakat biasa harus turut serta menikmati ceruk ekonomi digital yang telah mendunia ini.
Bukan tanpa alasan, dengan adanya kemajuan jaman yang ditandai era teknologi digital membuat siapa saja harus mengimbanginya. Bila tidak tentu saja akan ditinggalkan pelanggan dan punah. Satu pola bisnis yang ditandai dengan kecepatan dan kemudahan layanan hingga menjangkau seluruh lokasi.
Tak mau bukan bila kita kemudian yang memiliki usaha kecil tutup dan bangkrut karena tidak mengikuti tren dunia. Semisal bolehlah kita memiliki usaha kecil dan both di pinggir jalan dan jualan pempek.
Bila kita melayani pemasanan melalui aplikasi transportasi hendaknya kita juga menyediakan pembayaran dengan cara digital. Tidak lagi mengharuskan pembayaran dengan mata uang tunai yang kian ditinggalkan.
Selain untuk usaha kecil-kecilan seperti yang diatas dalam kehidupan sehari-hari konsep ekonomi digital pun akan sangat membantu kehidupan kita. Tanpa disadari mungkin sejatinya kita telah beralih ke sana.
Ceruk Ekonomi Digital di Depan Mata
Cara paling mudah tentu saja cek smartphone yang dimiliki. Secara tak sadar mungkin di dalamya terdapat beberapa aplikasi digital semisal OVO, Gojek atau pun Grab. Tiga aplikasi tersebut setidaknya adalah satu piranti yang memudahkan penggunanya.
Tak lagi hanya untuk kebutuhan transportasi. Dengan aplikasi tersebut pengguna pun bisa melakukan banyak hal semisal membeli pulsa untuk smartphone atau pun listrik. Tah hanya itu saja tapi kini di dalamnya telah disematkan berbagai fitur yang sudah pasti akan memanjakan pengggunannya.
Jangan hanya menjadi objek dari gurihnya ekonomi digital. Sudah saatnya kita sebagai masyarakat turut menikmati produkyang tumbuh subur di era milenial ini. Banyak hal bisa dipilih selain membuka usaha kecil-kecilan seperti diatas.
Masyarakat kini hampir bisa menggunakan kemudahan ekonomi digital hampir disemua lini. Bisnis apapun bisa di sokong dengan konsep ini.
Yang cukup mencengangkan adalah proyeksi di tahun 2020 Indonesia akan menjadi pangsa terbesar se Asia Tenggara dalam penggunaan mata uang non tunai ini. Hal ini tak terlepas dari populasi warga yang jumlahnya tembus di angka 265 juta jiwa.
Para pelaku usaha ini tidak saja berasal dari tanah air saja. Dengan berlakunya pasar bebas membuat siapa saja memiliki peluang yang sama dalam membangun usaha. Bila mereka telah beralih dan menikmati segala fasiltas yang ada masihkah kita bertahan dengan cara konvensional.
Mereka semua beralih ke ekonomi digital tentu saja dengan alasan keamanan bertransaksi. Artinya dengan pola ini setidaknya akan mengurangi jumlah kejahatan di masyarakat.
Tak ada lagi cerita kita harus membawa uang cash atau ATM yang kadang membuat kita takut akan jatuh di jalan. Cukup dengan smartphone dan kuota internet maka semua transaksi akan berjalan lancar.
Pertanyaan selanjutnya kapan kamu mulai mengalihkan semua proses dan menikmati ceruk ekonomi digital?