13 Tahun Lalu itu 2010

Waktu sudah menunjukkan pukul 23.07 WIB, sesaat sebelum tidur ada kawan yang berujar jangan lupa tulis di blog. Iya, baru saja saya bertemu 2 kawan

Joko Yugiyanto

Waktu sudah menunjukkan pukul 23.07 WIB, sesaat sebelum tidur ada kawan yang berujar jangan lupa tulis di blog. Iya, baru saja saya bertemu 2 kawan seperjuangan yang mana dulu kami memulai karir profesional sebagai pemburu fakta di Tribun Lampung.

jokoyugiyanto

Ada M Yazid yang kebetulan sedang liburan ke Jogja. Satu lagi ada Dedi Sutomo yang kini menyusul saya untuk menetap di Jogja.

Tak kurang dari 2 jam kami bercengkrama, berbicara tentang banyak hal. Terutama tentang kabar Lampung yang mana dulu memang kami dipertemukan di Kota Bandar Lampung.

Canda dan tawa mengisi sepanjang pertemuan kami. Terkadang saya harus berbicara lebih lantang karena ada suara musisi jalanan yang seolah tak mau kalah untuk mengisi keramaian di Teras Malioboro.

Rintik hujan sudah di mulai sejak pertemuan dan terus berjalan hingga kami berpamitan. Semua itu tak menyurutkan niat kami untuk terus bersilahturahmi.

Masing-masing telah mengambil jalan yang berbeda tapi sekat itu tak pernah ada. Kehangatan itu masih ada dan sama seperti 13 tahun lalu. Saat saya dan Yazid memutuskan untuk meninggalkan Lampung dan memulai cerita baru.

Semua Kembali ke Keluarga

jalan malioboro

Bila dulu Yazid dengan tegas ingin balik ke Jakarta karena memang rumahnya ada di Jakarta. Sementara itu saya memutuskan karena masih ada mimpi yang harus dikejar, apalagi kalau bukan jalan-jalan keliling Indonesia gratis.

Baik Yazid maupun saya bisa menggapai cita-cita masing-masing, mungkin tidak sempurna atau sesuai harapan tapi yang pasti kami tidak menyesali keputusan itu.

Yazid lebih dulu istiqomah dengan menikah dan membangun rumah tangga. Sementara itu saya lebih memilih untuk melanjutkan perjalanan.

Hingga satu masa di Januari 2022 saya pun memutuskan untuk pulang kampung. Membangun mimpi dari desa dan ada banyak hal menarik bisa dilakukan.

Jogja itu terlalu indah untuk ditinggalkan. Seperti sajak Joko Pinurbo yang tertulis di salah satu sudut Teras Malioboro, “ Jogja itu terbuat dari rindu, pulang dan angkringan.”

Dan beberapa waktu lalu saya mendapat kabar, kalau Dedi pun pada akhirnya memilih resign dari dunia yang membesarkan namanya. Alasannya pun klasik, “keluarga” di mana ia pun ingin sama seperti saya dan Yazid bahwa kami ingin lebih dekat dengan orang-orang yang dicintai.

Waktu Terlalu Singkat

Bagi saya dua jam lebih sedikit menjadi waktu yang singkat untuk membersamai mereka. Namun kami tak bisa egois, mengingat para wanita di sekitar kami yang telah cukup lelah, anak-anak yang ingin segera dekat dengan bantal.

Tanpa berucap kami pun yakin, suatu saat nanti akan ada kesempatan bagi kamu untuk mencuri waktu. Berbicara akan banyak hal, terutama tentang mimpi apa yang kelak akan diraih.

Di manapun kalian, Yazid dan Dedi lainnya, semoga kemudahan dan kesehatan menyertai hingga kita bisa bertemu kembali. Mungkin asik kali ya bisa satu malam bersama dan berkumpul. Entah untuk diskusi atau mungkin sekadar memancing di kali.

Joko Yugiyanto

Sehari-hari bekerja sebagai penulis lepas dan bila kamu ingin order sesuatu bisa kontak saya di 087838889019

Tags

Related Post

Tinggalkan komentar