Bagi sebagian orang mungkin akan menafikan judul diatas. Bagaimana mungkin di negeri yang kaya akan pencari kerja ada yang mengatakan susahnya cari karyawan atau tenaga kerja.
Tulisan ini sengaja saya buat untuk mencoba menjawab kegelisahan. Tak hanya pencari kerja yang sulit cari kerja, perusahaan pun demikian adanya mereka susah mencari tim terbaik mereka.
Paradoks memang tapi hal itu adalah sebuah fakta yang tak dapat dipungkiri. Bagaimana dengan mudah terlihat banyaknya posisi dalam sebuah perusahaan tak kunjung terisi.
Semisal contoh paling sederhana untuk lowongan administrasi. Kini kualifikasi yang dibutuhkan tak hanya bisa menggunakan komputer semata. Namun kandidat juga harus menguasai ilmu yang lain.
Itu baru satu posisi yang sifatnya general. Bagaimana untuk posisi yang sifatnya spesifik seperti programmer. Tentu dibutuhkan keahlian khusus juga yang bisa jadi ketrampilan tersebut tidak didapat dibangku sekolah atau kuliah.
Artinya setiap SDM kini harus membekali diri dengan berbagai kompetensi lain bila ingin bertahan di dunia kerja. Yang ada kemudian bila bekal atau kemampuan pas-pasan maka bisa jadi karyawan hanya akan bertahan hitungan hari atau minggu karena benar-benar tidak paham dengan dunia kerja yang akan digeluti.
Paradoks lain yang nampak nyata dengan mudah ditemukan pada event jobfair. Dalam gelaran tersebut seringkali pihak panitia menyediakan ribuan hingga belasan atau puluhan ribu formasi.
Yang datangpun seolah tak mau kalah, bahkan dalam event akbar yang berlokasi di Gelora Bung Karno dalam satu hari jumlah pengunjung mencapai puluhan ribu pencari kerja. Rata-rata dalam gelaran event digelar selama 3 hari yang artinya bisa ditebak jumlah pencari kerja yang datang.
Para pencari kerja inipun selama event berlangsung seringkali terlihat mereka sangat pilih-pilih. Terkadang ada pencari kerja yang memilih pulang tanpa meninggalkan surat lamaran dengan alasan tidak ada yang sesuai.
Menjadi cukup menarik alasan klise ini. Tidak sesuai bisa diartikan tidak ada satupun formasi ditawarkan sesuai dengan ekspektasi mereka. Namun bisa jadi juga kompetensi yang ada pada diri pencari kerja tidak mumpuni.
Kalah sebelum berperang, mungkin itu istilah yang pas. Belum pernah menembakkan busur panah tapi mengatakan tidak bisa.
Ingat, memang betul ada sebagian perusahaan yang hanya akan menggunakan mereka yang memiliki kompetensi minimal atau berpengalaman. Tapi ada juga perusahaan yang mana mereka tidak mensyaratkan pengalaman.
Mereka ini rata-rata mencari fresgraduet yang siap dikader. Digembleng untuk kemudian menjadi salah satu leader perusahaan dimasa yang akan datang.
Bila kamu masih dalam taraf “newbie” jangan pernah tanya soal harga. Lebih penting bagi kamu untuk menyiapkan diri agar kemampuan bertambah hingga kemudian disuatu saat bisa bertanya kepada perusahaan.
“Sudah pantaskah saya dihargai dengan angka saat ini?” Bila belum maka konfirmasikan kepada atasan. Tetap percaya perusahaan akan mempertahankan aset terbaik mereka dengan upah yang layak.