Dulu saya sering berpikir dan beranggapan bila pikun itu hanya dikarenakan faktor usia. Tapi kini tidak lagi, telah ada orang di sekitar yang mengatakan saya pikun. Tak hanya istri tapi juga rekan-rekan kerja dan kini menjadi PR bagi saya untuk cegah pikun sedini mungkin.
Memang mereka beralasan ketika mengatakan saya pikun. Terlalu sering saya melupakan benda-benda yang harusnya lekat dengan saya semisal hape, dompet, kunci motor hingga pulpen.
Yang ada kemudian adalah membongkar semua yang seharusnya tidak perlu dibongkar. Membuka semua tempat yang harusnya tidak perlu dibuka bila saja saya lebih perhatian.
Benda-benda kecil yang sering kita gunakan sehari-hari bila lupa menempatkan pada tempat yang tepat sudah pasti akan menjadi masalah. Tak bisa membayangkan bukan, bila setiap hari kita menggunakan hape tapi lupa meletakkan dimana.
Saat di rumah pun demikian, seringkali harus ada drama dalam mencari kunci motor dan dompet sebelum bepergian. Kalau saja saya lebih cermat semua itu tentu tak akan terjadi.
Usut punya usut pikun adalah satu kondisi dimana kita mengalami kesulitan untuk mengingat sesuatu. Atau lebih tepatnya membutuhkan waktu lebih lama untuk mencari jawab sesuatu yang seharusnya langsung bisa terselesaikan.
Festival Digital Bulan Alzheimer Sedunia
Beruntung kemarin Minggu, 20 September 2020 saya mengikuti seminar kesehatan Festival Digital Bulan Alzheimer. Kegiatan ini diselenggarakan PT Eisai Indonesia (PTEI) dan Perhimpunan Dokter Spesialis Saraf Indonesia (PERDOSSI).
Tema yang kali itu diangkat adalah “Sering Lupa Bukan Hal Normal, Kenali Gejala dan Segera #ObatiPikun”. Sedikit banyak setelah mengikuti seminar virtual itu saya jadi lebih tahu tentang apa itu pikun atau yang dalam dunia medis disebut demensia.
Dalam waktu 3 jam itu saya mendapat pemahaman bahwa pikun itu bukan karena faktor usia dan pastinya bisa dicegah bila saja kita tahu ilmunya. Supaya saya tidak dikatakan egois berikut saya bagikan kisi-kisinya. Bila tidak lengkap harap maklum dan silakan cari referensi pelengkap ya.
Pikun juga bisa menjadi gejala awal penyakit Alzheimer dan hal ini tentu membutuhkan penanganan serius karena akan membuat seseorang menjadi kurang produktif. Alzheimer sendiri dapat dikatakan sebagai penyakit otak yang mengakibatkan penurunan kognisi yang ditandai melemahnya daya ingat.
Tanda-Tanda Pikun yang mudah terlihat:
- Daya ingat melemah
- Gagal fokus
- Disorientasi
- Gangguan komunikasi
- Menarik diri dari pergaulan
- Meletakkan barang bukan pada tempatnya
- Perubahan perilaku
Demensia itu sendiri bisa dikarenakan beberapa faktor seperti;
1. Penyakit Degeneratif
Hingga saat ini banyak orang dikatakan pikun karena adanya kinerja organ tubuh (degeneratif). Hal ini biasanya terjadi pada mereka yang berusia lanjut.
Namun faktanya seperti yang saya katakan diatas, usia saya saat ini belum ada 40 tahun tapi label pikun itu bisa saya dapatkan. Jadi, kini tak bisa digeneralisasi pikun hanya terjadi pada mereka yang telah lansia.
2. Cedera Kepala
Penyebab kedua ini bisa jadi yang paling dominan mengapa seseorang bisa pikun. Cedera akibat benturan biasanya disertai kurang normalnya aliran darah yang ada pada kepala.
Jenis penyakit ini biasanya disebut dengan chronic traumatic encephalopathy. Menjadi penting kemudian bagaimana setiap orang untuk menjaga kepala agar tidak terjadi benturan. Terutama saat berkendara menggunakan motor agar memastikan diri mengenakan helm.
3. Tumor Otak
Mereka yang menderita tumor otak lebih rentan terhadap kepikunan daripada orang yang sehat. Tak hanya itu saja tapi juga akan disertai dengan sakit kepala, kejang, hingga otot tubuh melemah. Pada beberapa kasus ditemukan mereka yang mengalami gangguan pada pancaindra.
4. Penyakit Keturunan
Ternyata pada beberapa kasus pikun dikarenakan penyakit Huntington. Penyakit ini adalah salah satu jenis penyakit keturunan dimana penderitanya memiliki masalah terkait sel otak yang kurang sempurna. Ciri yang paling nampak adalah kemampuan berpikir yang kurang dari seharusnya.
Selain beberapa penyebab diatas, pikun juga bisa dikarenakan beberapa penyebab lain semisal kekurangan vitamin B baik itu B1 atau B12, infeksi otak, penyakit autoimun hingga penyakit langka. Yang termasuk penyakit langka antara lain penyakit Creutzfeldt-Jakob.
Penyakit langka ini menyerang dan membunuh sel otak. Akibatnya bisa membuat hilang ingatan dan perubahan perilaku.
Namun yang menjadi menarik, saat ini pikun lebih banyak disebabkan karena gaya hidup yang kurang sehat. Sering mengkonsumsi junk food dan alkohol diduga yang paling banyak menyebabkan pikun.
Cegah Pikun, Ikuti Langkah ini
Bagi mereka yang sudah pikun pastinya tidak bisa disembuhkan seratus persen. Oleh karena itu menjadi penting untuk bagaimana mencegah pikun itu datang lebih cepat.
Ada banyak cara bagi kita untuk mencegah pikun. Tak perlu keluar biaya banyak, paling penting adalah komitmen untuk senantiasa melakukan berbagai hal positif yang dipercaya menunda atau mencegah pikun datang lebih cepat.
Langkah Sederhana Terbukti Cegah Pikun
1. Olahraga
Olahraga tidak saja baik untuk kesehatan tubuh tapi juga baik untuk kesehatan otak. Oleh karena itu jangan ragu untuk sering berolahraga.
Tak harus olahraga yang mahal atau susah. Cukup sering jalan kaki atau olahraga di sekitar rumah pun kita akan tetap sehat baik itu untuk tubuh maupun otak.
2. Latih Fungsi Otak
Merasa jarang melatih fungsi otak? Kini saatnya untuk kembali bermain catur atau mengisi teka-teki silang dan sejenisnya. Kegiatan tanpa berkeringat ini juga dipercaya mampu menjaga kesehatan kepala dan apa yang ada di dalamnya.
3. Lakukan Kegiatan Produktif
Pandemi bukan berarti harus bermalas-malasan atau berdiam diri di dalam rumah. Bolehlah ya mencoba berkebun atau bercocok di sekitar rumah. Bisa juga untuk ke dapur untuk nge baking atau mencoba menu baru.
4. Membaca dan Menulis
Khusus bagi kamu yang suka literasi, khususnya kamu yang mengaku sebagai seorang blogger bisa sedikit lebih tenang karena kamu telah berada dijalur yang tepat. Membaca dan menulis ternyata juga efektif untuk cegah pikun karena senantiasa melatih fungsi otak agar terus berkembang.
5. Jaga Silahturahmi
Yang kelima ini bukan hanya melatih fungsi otak tapi segalanya. Dengan silahturahmi maka akan menjaga semuanya termasuk di dalamnya tentu rezeki yang berlimpah. Ingat dalam silahturahmi dibutuhkan kemampuan untuk berkomunikasi dan menerima kekurangan satu sama lainnya.
Menjadi menarik, saat ini pun telah ada aplikasi untuk mengecek apakah diri kita pikun atau tidak. Dari hasil self assesment tersebut nantinya kita akan tahu butuh rujukan seperti apa.
Aplikasi karya anak bangsa ini bisa diunduh melalui smartphone dengan kata kunci EMS – Sahabat Kesehatan Otak Keluarga. Cara menggunakan juga sangat mudah, cukup isi sejumlah kuis dengan jujur dan nanti di akhir akan muncul Hasil Pemeriksaan dan Saran.
#ObatiPikun Sedini Mungkin
Bila tanda-tanda itu sudah nampak maka mau tidak mau harus segera obati pikun bila tidak ingin lebih parah. Ada beberapa cara untuk obati pikun tapi setidaknya ada beberapa yang cukup populer.
Masing-masing orang tentu butuh metode dan penanganan yang berbeda karena semua tidak bisa dipukul rata. Harus dipahami dan ketahui apa penyebab sebenarnya agar tidak salah tindakan.
Berikut cara obati pikun yang bisa dipilih:
1. Terapi Stimulasi Kognitif
Salah satu metode yang paling populer dalam mengatasi pikun yakni dengan cara terapi yang dikenal dengan cognitive stimulation therapy (CST). Metode psikoterapi ini berupaya untuk mengembalikan fungsi kognitif dan memperbaiki hubungan penderita demensia dengan lingkungan sekitar.
Metode ini terbukti cukup efektif dan banyak dipilih untuk obati pikun. Metode ini dilakukan dengan cara melibatkan penderita dalam berbagai aktivitas sehari-hari dengan anggota keluarga lainnya.
Peran serta dan dukungan seluruh anggota keluarga sangat dibutuhkan dalam kegiatan ini. Gagal atau suksesnya terapi stimulasi kognitif pastinya dipengaruhi lingkungan sekitar.
2. Mengkonsumsi Obat
Dunia medis saat ini berkembang sangat pesat dan pastinya kini tersedia berbagai obat untuk obati pikun. Obat-obatan ini diharapkan mampu memperbaiki gejala pikun dan meningkatkan fungsi otak penderita.
Obat-obatan yang biasa dipakai untuk mengobati demensia antara lain donezepil, rivastigmin, galantamine, dan memantine. Ingat, obat digunakan hanya atas rekomendasi dokter atau mereka yang berhak membuat resep.
Aneka obat ini bisa jadi tidak akan sembuhkan secara keseluruhan tapi setidaknya akan kurangi rasa sakit. Setidaknya dengan obat yang tepat maka pikun akan bisa dicegah agar lebih lambat.
3. Perawatan Paliatif
Khusus bagi penderita yang mengalami pikun teramat parah atau pada mereka yang sudah tidak mungkin untuk disembuhkan maka disarankan untuk menjalani perawatan paliatif. Perawatan ini lebih fokus pada peningkatan kualitas hidup pada sisa umur yang ada.
Tak mau pikun itu tiba-tiba hinggap. Dan pastinya saya sudah tahu apa yang menyebabkan, apa yang cegah pikun dan tindakan apa yang harus dilakukan bila benar pikun itu menghampiri. Semoga pikun itu datang padaku, pada keluargaku dan padamu kawan-kawan ku sekalian.