Judulnya memang demikian, literasi digital itu mudah tapi faktanya hingga saat ini banyak diantara kita tertatih-tatih dengan hal ini. Yang ada kemudian maraknya hoax atau informasi yang tidak benar menyeruak dalam timeline sosial media.
Tak ingin ini terjadi atau parahnya saya menjadi salah satu pelaku literasi digital yang buruk. Menjadi penting untuk saya, kamu dan kita semua memahami apa itu literasi digital.
Dengan cara ini pastinya dunia nyata akan lebih nyaman dan adem. Maklum saja seringkali kekisruhan yang terjadi bersumber dari dunia maya.
Dimana semua orang mengagung-agungkan kebebasan berpendapat. Namun sayang tidak didukung kecakapan dalam bersikap. Yang ada kemudian tanpa menggali informasi yang lebih dalam dan langsung share.
Bablas angine
Baca juga: Antara Harapan dan Khawatir, Dampak Literasi Digital Bagi Milenial
Mengenal Lebih Dekat Literasi Digital
Entah berapa kali saya menuliskan kata mengenal lebih dekat dan kali ini berkaitan dengan kecakapan bersosial media. Bagai mantra 3 kata itu senantiasa memaksa saya untuk lebih tahu akan banyak hal.
Kali ini saya ingin lebih membahas literasi digital. Dan dalam bahasa sederhana dapat dikatakan sebagai kemampuan untuk menggunakan media sosial atau alat komunikasi digital.
Praktiknya bisa berupa menggunakan, membuat informasi, menemukan, mengevaluasi, menyebarkan dan berbagai kegiatan lain yang berhubungan dengan teknologi informasi. Sudah seyogyanya teknologi ini digunakan dengan bijak, cerdas, cermat, patuh hukum dan menggunakan akal sehat.
Faktanya meski sudah diberlakukan UU ITE masih saja dengan banyak dengan mudah ditemukan pihak-pihak yang tidak bertanggung jawab. Entah motif apa yang ingin ditunjukkan yang jelas bila tidak tepat maka kemudian yang ada adalah blunder.
Jeruji besi siap menanti.
Pentingnya Literasi Digital Saat ini
Selain literasi digital saat berbicara tentang kecakapan ternyata masih ada 5 kemampuan lain yang seharusnya dikuasai. Tidak boleh ada kata tidak karena tanpa itu sudah barang tentu akan kesulitan dalam bermasyarakat.
Lima hal tersebut adalah literasi baca tulis, numerasi, sains, finansial, serta budaya dan kewarganegaraan. Satu sama lain akan saling keterkaitan dan tidak bisa dilepaskan. Bonusnya barang siapa bisa menguasai literasi digital maka akan dimudahkan menguasai yang lain.
Tak percaya, silakan buktikan!
Kenapa Harus
Beberapa waktu lalu saya mengikuti kelas menulis yang disampaikan Gemaulani. Ternyata ada hal menarik yang bisa diulas dan itu tidak jauh-jauh dari apa yang terjadi di sekitar kita.
Pastinya hidup kita akan lebih tenang bila semua orang memiliki kemampuan yang baik dalam menggunakan gawai khususnya sosial media. Naif bila harus menyuruh orang untuk mulai berbuat baik.
Semua itu akan bisa bila masing-masing diantara kita telah memulai dan biarkan yang lain mengikuti. Dan seperti yang sudah disampaikan diatas bahwa kecakapan atau literasi digital adalah kunci.
Dimana siapa yang menguasai maka akan dimudahkan. Hal ini sejalan dengan salah satu penelitian yang dilakukan peneliti literasi digital.
Ternyata untuk menguasai kemampuan ini maka setidaknya ada 8 hal yang harus diperhatikan:
1. Kultural
Budaya dalam satu wilayah akan sangat berpengaruh terhadap pemahaman seseorang dalam menangkap sebuah informasi. Paling mudah seseorang yang didoktrin atau dididik dengan cara negatif maka yang akan muncul pun demikan.
Sebaliknya mereka yang tumbuh di kultur yang baik, positif dan suportif akan memiliki kecenderungan lebih baik dalam menangkap sebuah informasi. Tak mudah pastinya karena ini melibatkan banyak orang.
Tapi jangan salah, masing-masing individu bisa menjadi agent of change bila ada kemauan. Salah satunya sudah pasti kamu.
2. Kognitif
Kemampuan atau kecerdasan seseorang pun akan sangat berpengaruh terhadap satu informasi. Mereka yang terpelajar dan terdidik memiliki kecenderungan untuk kritis bila mendapat satu informasi.
Tidak akan ditelan mentah-mentah apalagi dibagikan bila memang tidak layak. Sedikit banyak ada rem atau kontrol untuk memastikan bahwa informasi yang dibagikan terjamin kevalidannya.
Kemampuan kognitif ini ada yang bakat alami dalam arti terlahir sebagai pribadi yang cerdas. Tapi jangan salah, banyak orang hebat tumbuh dalam keterbatasan tapi karena memiliki kesempatan berproses dengan baik maka bisa berkembang pula.
3. Konstruktif
Tidak cukup itu saja tapi idealnya setiap individu memiliki daya konstruktif yang baik. Artinya ia mampu menarik simpul-simpul dari setiap peristiwa.
Menarik garis atau benang merah untuk kemudian diambil kesimpulan. Diambil dengan melibatkan hati nurani dan pikiran yang jernih.
Ketrampilan ini pastinya bisa dilatih bila ada kemauan untuk terus belajar tanpa henti. Berlatih menjadi jawaban bagi siapa saja yang ingin lebih baik.
Dengan demikian tidak ada cerita atau drama yang akan menimbulkan masalah selanjutnya.
4. Komunikatif
Ide atau niat baik bila tidak bisa disampaikan dengan cara yang baik dan mudah dipahami juga akan menjadi hal yang sia-sia. Menjadi penting pula bagi siapa saja untuk memiliki kemampuan interpersonal yang baik.
Satu ketrampilan yang juga harus dilatih dan tidak bisa dibilang tidak. Enggan berlatih sama saja berjalan ke belakang. Terlebih saat ini di era digital dimana sejatinya setiap orang akan dimudahkan bila menyadari.
Menjadi penting pula untuk memahami kinerja jejaring dan mempraktikkan dalam komunikasi di dunia digital. Jangan takut untuk salah karena bila tidak mencoba maka tidak akan tahu mana yang benar dan mana yang salah.
5. Percaya Diri dan Bertanggung Jawab
Semua orang boleh percaya diri mengutarakan apa yang menjadi pendapat atau kegelisahan. Tapi jangan salah, semua itu harus bisa dipertanggungjawabkan baik kepada diri sendiri ataupun masyarakat luas.
Bagi yang sering menggunakan twitter tentu tahu betapa kejamnya dunia maya. Hanya karena sekali salah twit maka ia seolah akan di-bully seluruh pengguna twitter.
Tidak hanya belasan atau puluhan tapi jumlahnya mencapai ribuan. Dan hal ini pastinya menjadi pengingat bagi yang lain untuk lebih hati-hati.
Jangan sampai menulis satu kalimat kurang dari satu menit penyesalan seumur hidup. Tak percaya cobalah jadi anak twitter.
6. Kreatif
Menjadi pribadi yang kreatif itu tidak mudah. Banyak orang mengatakan bila hal ini adalah anugerah. Tapi jangan salah ada pepatah, ‘1000 jalan menuju Roma.’
Artinya ada banyak hal yang bisa dicoba. Kalaupun tidak dikatakan sosok yang kreatif minimal ada banyak cara yang bisa dicoba.
Bikin berbagai alternatif atau solusi atas setiap masalah. Pilih yang paling tepat dan eksekusi. Jangan ragu untuk mencoba cara baru karena bisa jadi lebih efisien.
7. Kritis Menyikapi Konten
Satu yang lumayan terlihat di sekitar adalah menurunnya kemampuan untuk melihat satu peristiwa yang lebih dalam. Sesuatu yang lebih prinsipil daripada yang hanya sekadar kulitnya saja.
Khususnya bagi anak muda yang suka membuat konten asal viral. Tanpa memperhatikan dampak lain, bahkan tak jarang ada diantara mereka yang ingin populer atau diakui harus meregang nyawa.
8. Bertanggung Jawab Secara Sosial
Terakhir kemampuan yang harus dimiliki bagi seseorang yang ingin memiliki kemampuan baik dalam hal literasi digital yakni berani bertanggung jawab secara sosial. Jangan sampai lempar batu sembunyi tangan.
Harus berani bertanggung jawab atas apa yang diperbuat. Bisa jadi apa yang dianggap remeh memberi dampak luas.
Menjadi penting kemudian untuk melakukan filter, baik itu dalam hal membuat konten atau menyebarkan informasi. Ingat jejak digital itu kejam.
Apa yang kita lakukan saat ini bisa jadi akan muncul di tahun-tahun yang akan datang. Sudah lihat video 19 detik bukan. Di produksi tahun 2017 dan sudah dihapus tiba-tiba muncul kembali.
Satu konten yang dibuat hanya karena iseng bikin geger senusantara.