Berada di dalam rumah terlalu lama tentu menimbulkan kebosanan. Salah satu mereka yang paling mudah merasa bosan tentu saja anak-anak. Oleh karena itu kita sebagai orang tua harus kreatif mengajak mereka belajar salah satunya dengan eksperimen sains.
Selanjutnya apa yang terlintas di benak kita begitu mendengar kata eksperimen sains. Mungkin ingatan kita akan lari pada sosok Einstein yang identik dengan rambut acak-acakan.
Sosok penemu dengan segudang teori dan yang paling utama tentang relativitas. Namun ternyata berbicara tentang sains atau tepatnya eksperimen sains tidak seribet apa yang kita pikir.
Ada hal-hal kecil yang bisa kita lakukan atau mungkin anak-anak SD lakukan itu juga salah satu dari eksperimen sains. Eksperimen sederhana ini juga bisa di lakukan di rumah tanpa alat bantu khusus.
Cukup gunakan sedikit kreatifitas dan eksperimen pun bisa berjalan. Perlu dipahami percobaan ini meski menggunakan alat atau bahan yang ada di rumah tetap harus dalam pengawasan orang tua.
Tujuan utamanya sudah pasti untuk menjelaskan tentang proses apa yang terjadi di dalamnya. Jadi anak-anak atau mungkin adik-adik kita itu tahu kenapa bisa seperti itu bukan tiba-tiba langsung jadi tanpa tahu asal muasal.
Alat dan bahan juga harus di ketahui hingga detail. Mungkin tidak bisa di gantikan alat atau bahan lainnya. Selanjutnya dalam proses pembuatan sebaiknya mereka juga dilibatkan secara langsung.
Bukankah proses belajar yang baik itu dengan melakukan sendiri secara langsung. Bila percobaan ini di lakukan oleh orang dewasa tentu kurang gregetnya.
Gunakan tempat yang lapang dan jangan di dalam rumah. Bisa di teras depan atau di belakang rumah. Jangan niatnya belajar kemudian menimbulkan sisa yang harus dibereskan orang lain.
Berani kotor itu baik tapi tetap tidak boleh meninggalkan pekerjaan untuk orang lain. Kasihan bukan dengan mungkin ibu kita yang harus beres-beres.
Waktu belajar pun bisa kapan saja tapi akan lebih baik bila dilakukan siang hari. Bila percobaan pertama gagal bisa coba ke dua atau ketiga kali.
Akan menjadi kurang seru bila percobaan di lakukan malam hari dan ternyata gagal kemudian tidak boleh uji ulang. Tidak enak bukan bila rasa penasaran itu tidak langsung terjawab tapi harus di tunda hingga ke esokkan harinya.
Saat ini kurang keren juga bila eksperimen sains yang dilakukan tidak di dokumentasikan. Berbekal smartphone aneka kegiatan ilmiah bisa tersimpan. Nanti andai ingin belajar tidak perlu melakukan kembali tapi cukup menonton video yang ada.
Kegiatan menyenangkan ini juga bisa dilakukan berkelompok atau sendiri. Jadi jangan takut berapapun peserta di rumah semua bisa belajar sambil bermain.
Adapun kelebihan belajar dengan melakukan dalam bentuk sains ini antara lain:
1. Lebih mudah di pelajari
Kita tahu betul segala sesuatu yang dipelajari dengan dilakukan memiliki prosentase lebih besar untuk di serap otak. Bandingkan dengan proses belajar dengan sains, mungkin sekarang tahu dan besok lupa.
2. Belajar tentang proses
Anak-anak akan tahu segala sesuatu itu tidak terjadi secara tiba-tiba tapi ada proses di dalamnya. Tahapan ini bila bisa di telaah dengan sempurna membuat anak cukup jeli bila ada kesalahan proses saat berjalannya eksperimen.
3. Menjawab rasa penasaran
Mungkin kita sering heran kenapa pensil yang di masukan dalam gelas bisa terlihat bengkok. Atau mungkin kita penasaran kenapa ada benda yang terapung dan tenggelam. Dengan berbagai percobaan ini maka akan ditemukan jawaban secara ilmiah.
4. Mengantarkan pada cita-cita
Dengan adanya berbagai eksperimen bisa jadi anak kita akan menemukan cita-cita mereka. Berbagai hal menarik biasanya akan menggugah semangat untuk terus bertanya dan kenapa terjadi demikian.
Selain 4 hal diatas niscaya kamu akan menemukan jawaban lain setelah melakukan. Mulai kini ada baiknya kamu mencoba melakukan eksperimen sains kecil-kecilan. Siapa tahu saja dengan hal ini kelak akan menemukan cita-cita.
Bila hal ini bisa di lalui maka ada baiknya untuk mencoba daur ulang sampah. Merubah apa yang ada di rumah dan mungkin tidak berguna menjadi manfaat lain.