Benarkah Mereka Berpihak pada Kita???

Pada awalnya jujur saya enggan untuk turut serta berkomentar atau menulis dalam konstalasi politik praktis. Tak mau berpihak secara berlebihan baik itu untuk paslon 01

Joko Yugiyanto

Pada awalnya jujur saya enggan untuk turut serta berkomentar atau menulis dalam konstalasi politik praktis. Tak mau berpihak secara berlebihan baik itu untuk paslon 01 ataupun 02 karena hingga saat keduanya belum bisa menjawab kebutuhan bangsa secara komprehensif. Yang ada kemudian adalah pertanyaan, Benarkah Mereka Berpihak pada Kita?
papan catur
Memilih satu diantara keduanya itu pasti. Masih ada waktu untuk melihat dinamika yang akan datang. Jangan sampai salah pilih karena kegiatan di dalam Tempat Pemungutan Suara (TPS) hanya 5 menit tapi akan menentukan masa depan bangsa untuk 5 tahun yang akan datang.

Apa yang mereka tampilkan kini bukan lagi sebuah pendidikan politik yang baik. Yang ada kemudian adalah mencari celah dan kesalahan lawan (blunder) untuk kemudian dijadikan sebagai sebuah senjata untuk menggempur lawan.

Seolah menafikan logika dan akal sehat hingga kemudian bocah belum genap 5 tahun terseret dalam pusaran politik. Ada juga beberapa nama yang dicatut dan diposisikan sebagai korban dan ujung-ujungnya ada pahlawan kesiangan.

Saya bukanlah pemerhati politik atau salah seorang yang menikmati gurihnya politik praktis. Namun sebagai warna negara tentu boleh turut serta mengkritisi dan mengutarakan apa yang menjadi kegelisahan.

Banyak pekerjaan rumah yang harus diselesaikan baik itu terkait keadilan gender, keberagaman, lingkungan hidup, disablitas, keadilan hukum, hingga upaya pemberantasan korupsi dan transparansi.

Seolah hanya komoditi, isu tersebut mencuat saat menjelang pilpres. Publik dengan mudah belum ada niat tulus, berkomeitmen dan benar-benar memberikan keadilan tentang berbagai isu diatas.

Hal ini terlihat dari data belanja iklan yang bisa di akses dari media semisal untuk isu gender dimana paslon 01 masih kurang vokal daripada 02. Menariknya poin utama yang mereka tawarkan tak jauh beda berkaitan dengan pemberdayaan perempuan.

Dalam menyikapi keberagaman ternyata paslon 02 lebih berani menunjukan eksistensi dimana mereka lebih berupaya untuk menjawab isu SARA. Namun perlu dicatat ternyata secara kualitatif paslon 01 lebih unggul hanya saja secara jumlah kurang masif dalam menyuarakan.

Hukum dan pemberantasan korupsi menjadi senjata unggulan paslon 01. Bahkan dalam debat pertengahan Januari lalu Joko Widodo dengan pede berani mengatakana tak punya beban masa lalu terkait hukum dan HAM. Secara kuantitas partai berlambang moncong putih ini pun tidak menyumbang banyak kader eks koruptor yang mencalonkan diri menjadi anggota legislatif.

Sementara itu kubu 02 dalam debat tersebut pun melakukan blunder. Walhasil kurang berani untuk menjanjikan komitmen untuk pemberantasan korupsi di tanah air.

Isu terkait lingkungan hidup masih menjadi konsen petahana. Sadar betul berada dalam bangsa yang kaya akan kekayaan lingkungan dan semua itu harus di jaga. Pun hingga saat ini menteri kelautan tetap fokus untuk menjaga dan mengamankan laut dari serangan asing.

Nampaknya berbicara tentang Hak Asasi Manusia (HAM) masih menjadi komoditi terbaik. Hal ini terlihat kedua belah pihak saling menunjukan eksistensi bahwa mereka adalah orang yang paling tahu dan peduli tentang HAM.

Terkait perhatian terhadap disabilitas paslon 02 jauh lebih baik dimana mereka akan memberikan aksebilitas yang jauh lebih baik. Namun lagi-lagi, meski menang secara kuantitas dalam urusan pemberdaayaan disabilitas tapi sayang untuk kualitatifnya masih lebih baik paslon 01.

Enam isu diatas haruslah tetap dijaga dan diawasi. Kita tentu tak ingin kecolongan atau hanya dijadikan objek politik semata. Harus tetap melakukan pengawasan dan koordinasi agar hal-hal negatif tersebut tidak naik ke permukaan.

Kedua paslon pun harusnya belajar dari beberapa peristiwa yang terjadi beberapa hari terakhir. Jangan sampai karena politik dan ego pribadi akan mengorbankan bangsa dan negara.

Saya, kamu dan kita pun bisa melakukan kritik dan pengawasan menggunakan media yang ada. Jangan takut menyuarakan kebenaran dan keadilan meski pedih terasa.

Joko Yugiyanto

Sehari-hari bekerja sebagai penulis lepas dan bila kamu ingin order sesuatu bisa kontak saya di 087838889019

Related Post

Tinggalkan komentar