Cara Sederhana Turut Serta Menjaga Pelestarian Bumi dan Keanekaragaman Hayati

Beruntung, meski tak lama selama di bangku kuliah saya pernah bergabung dengan Unit Kegiatan Mahasiswa Pecinta Alam yang fokus dengan kegiatan konservasi alam. Cukup unik

Joko Yugiyanto

Beruntung, meski tak lama selama di bangku kuliah saya pernah bergabung dengan Unit Kegiatan Mahasiswa Pecinta Alam yang fokus dengan kegiatan konservasi alam. Cukup unik memang, bila mayoritas organisasi Mapala lebih fokus pada minat bakat tapi yang satu ini lebih berupaya mengkampanyekan untuk pelestarian bumi.

Lahirnya organisasi ini lebih karena adanya keresahan akan isu kerusakan lingkungan baik itu dalam skala lokal, nasional maupun internasional. Bumi membutuhkan perhatian khusus dan kalau bukan manusia yang menghuni di dalamnya siapa lagi.

Alhasil semua program kerja lebih banyak pada kegiatan untuk menjaga bumi tetap lestari. Bahkan saat memasuki basecamp ingat betul saat itu dipenuhi dengan hijaunya pepohonan.

Anggota yang ada pun seringkali melakukan program pembibitan di area basecamp untuk kemudian di sumbangkan untuk daerah-daerah yang perlu di hijaukan. Satu pemandangan yang kini cukup sulit ditemukan tentunya.

Tapi fakta berkata lain, bumi ini telah memberontak. Alam butuh keseimbangan dan contoh konkrit tentunya mudah ditemukan berita tentang banjir dan tanah longsor.

Harus mulai bergerak dan dilakukan oleh semua orang tanpa kecuali. Namun hal itu bisa dilakukan bila setiap orang memiliki memiliki kesadaran untuk berubah. Melakukan langkah kecil untuk menjaga bumi tetap lestari.

Langkah positif yang bisa dilakukan tentu saja tanpa membuang sampah sembarangan. Sejatinya cukup mudah kita menemukan tempat sampah. Apalagi di kawasan perkotaan yang mana tempat sampah tak hanya ada satu tapi tiga.

Pemisahan sampah ini sebagai upaya untuk memudahkan dalam daur ulang. Memisahkan sampah organik dengan anorganik.

Memilah sampah yang mengandung bahan kimia ataupun terbuat dari kaca, kaleng atau plastik. Bila hal ini di lakukan, mereka yang bekerja mendaur ulang akan lebih dimudahkan.

Mencoba mengingat hukum tebar tuai. Dimana apa yang kita tanam kelak akan kita panen. Hal ini tentu lebih memudahkan dalam upaya edukasi sejak dini kepada anggota keluarga.

Ajarkan dengan cara memberi contoh dan ilustrasi. Kelak apa yang kita lakukan akan kembali ke diri masing-masing. Siapa yang berbuat baik maka akan menerima kebaikan pun sebaliknya.

Kita sama-sama tahu bahwa Indonesia memiliki keanekaragaman hayati yang begitu luar biasa. Terdapat berbagai kekayaan alam yang bisa jadi tidak dimiliki bangsa lain dan kita harus menjaganya.

Perlu edukasi yang baik untuk menjaga bumi agar tetap lestari. Kurangi penggunaan produk yang pada akhirnya akan menimbulkan sampah berlebih.

Kini dengan mudah ditemukan anak-anak muda telah sadar akan kelestarian alam. Bukti nyata di tas mereka telah tertenteng tumbler atau botol isi ulang. Tak jarang mereka juga membawa sedotan sendiri.

Cukup praktis dan lebih higienis tentunya karena benda-benda ini akan senantiasa di cuci usai di pakai. Lain hal bila menggunakan kantong plastik atau sedotan pasti akan meningkatkan jumlah produksi sampah. Di tambah bila membeli minuman kemasan baik itu dari botol air mineral atau minuman sejenisnya.

Botol-botol ini tidak mudah terurai. Butuh proses panjang untuk daur ulang kecuali di sulap menjadi benda lain yang bisa di fungsikan.

Cukup menarik bila kita ke Bandung dan melihat rumah Gubernur Ridwan Kamil dimana ia memanfaatkan kembali botol minuman kemasan menjadi properti rumah. Tak kurang dari 30.000 botol di gunakan dan membuat hunian tersebut makin nyaman dari sengatan matahari dan kian estetis.

Bila langkah Kang Emil ini di lakukan oleh banyak warga maka jumlah sampah kaca tersebut akan berkurang drastis. Namun realitanya berapa banyak mereka yang mau melakukan hal ini. Mungkin bisa di hitung dengan jari.

Pelestarian lingkungan ini seyogyanya senantiasa di pikirkan untuk anak cucu kita kelak. Untuk masa depan yang lebih baik dan mecegah kerusakan alam yang kian parah.

Kini kita hidup dalam serba ketidak pastian. Masih melekat dalam ingatan khususnya warga ibukota, tak lama setelah mereka menikmati kemeriahan tahun baru tiba-tiba di terjang banjir hanya dalam hitungan jam saja.

Ada baiknya pula mulai saat ini berpikir pula tentang asuransi umum. Asuransi yang mana akan memberikan ganti rugi kepada tertanggung bila terjadi kerusakan atau kerugian harta benda.

Tak bisa lagi berharap bahwa kelak akan baik-baik saja. Perlu yang namanya jangkar pengaman untuk generasi mendatang. Jangan sampai kita menyesal, anak cucu akan menerima hukuman atas kelalaian para pendahulu dalam menjaga bumi.

Saat ini telah banyak perusahaan yang konsen akan pelestarian lingkungan dan alam. Mereka berupaya bagaimana bisa berkontribusi secara nyata untuk menjaga keanekaragaman hayati.

Dalam menjalankan pola bisnis, mereka baik secara personal ataupun komersial perusahaan tetap berkomitmen menjaga bumi tetap lestari. Kiranya apa yang mereka mulai harus di ikuti perusahaan lainnya.

Tak boleh kalah, saya secara individupun berkomitmen untuk turut serta menjaga bumi dengan tidak membuang sampah sembarangan atau mencipta sampah berlebih. Semua itu untuk generasi mendatang dan untuk masa depan yang lebih baik.

Joko Yugiyanto

Sehari-hari bekerja sebagai penulis lepas dan bila kamu ingin order sesuatu bisa kontak saya di 087838889019

Tags

Related Post

Tinggalkan komentar