Produk apapun itu akan menjadi baik kalau kuat dalam konsep atau perencanaanya. Begitu juga dalam hal pembuatan film, haruslah tiap-tiap orang yang ada di dalamnya harus kuat dalam hal konsep. Minimal memiliki visi yang sama tentang apa yang mereka pilih dan akan diselesaikan.
Nah, buat kamu yang ingin membuat film entah itu perseorangan atau kolektif juga harus mengetahui tentang dasar-dasar perfilman. Dengan paham betul akan dasar-dasar perfilman maka film akan diselesaikan tepat waktu dan tentunya tidak menyimpang dari maksud dan tujuan awal film dibuat.
Berikut ada panduan sederhana dalam pembuatan film yang tentu saja berlaku secara keseluruhan, hanya saja untuk mendetailkan dikembalikan kepada kreatifitas masing-masing personal.
Proses atau kegiatan film biasanya menggunakan istilah filmmaking. Didalamnya terdapat serangkaian proses yang harus dilewati dan tidak boleh terlewatkan bila ingin mendapatkan produk terbaik dan bisa diterima publik. Tahapan dalam filmmaking antara lain di awali dengan ide, naskah atau skenario, casting atau pemilihan peran, syuting, editing, screening, promosi dan peluncuran produk.
Film yang baik tidak hanya mendatangkan keuntungan secara financial untuk pihak-pihak yang terlibat. Lebih dari itu harus bisa mengedukasi tiap pemirsanya untuk menjadi lebih baik, minimal pesan yang ada dalam film tersampaikan. Bukan hanya sarana hiburan semata.
Ditiap daerah proses pembuatan film akan dipengaruhi latar belakang seperti faktor ekonomi, budaya, politik, kemajuan industri dan lain-lain. Meski ada banyak perbedaan yang terjadi secara aktual tapi secara prinsip tetap memiliki kesamaan dalam prosesnya, yaitu;
1. Ide Cerita
Karya seni apapun harus kuat dalam hal ide, dengan ide yang jelas maka bisa diturunkan dalam bentuk seni visual dan audio yang baik pula. Sebisa mungkin pilihlah ide yang baru atau fres sehingga bisa memberi warna bagi pemirsa. Perlu di ingat bahwa publik sudah cerdas dan tidak suka hal -hal yang berbau latah atau hanya asal -asalan.
2. Segmen pasar yang hendak dibidik
Dengan mengetahui latar belakang pasar yang dituju, produk yang dibuat akan lebih diterima. Sekali salah menentukan pasar yang hendak dituju sudah bisa dipastikan yang terjadi hanya kerugian karena karya tidak bisa dinikmati.
3. Sinopsis film
Buat synopsis sederhana agar bisa membuat seseorang penasaran dan ingin tahu lebih dalam tentang produk yang ditawarkan. Sinopsis kadang dianggap remeh tapi hal ini mampu mendatangkan banyak penonton yang ingin tahu lebih detail tentang film yang ditawarkan.
4. Skenario Film
Apa yang ada dalam film itu berdasar kualitas scenario yang dibuat. Skenario haruslah utuh dalam arti membuat segala sesuatu yang ada dalam unsur cerita. Utuh dalam artian bukan hanya dialog yang muncul tapi juga karakter pemain, ekspresi, latar belakang, setting, dan segala hal yang akan memudahkan sutradara dalam bekerja.
5. Persiapan alat teknis
Kegiatan ini akan lebih mudah bila telah ada storyboard. Minimal yang harus ada dalam hal ini adalah kamera, tata lampu, kostum, makeup, property, dan tentu saja orang-orang yang bertanggung jawab di dalamnya.
6. Budgeting
Tanpa biaya yang layak proses pembuatan film tidak akan maksimal. Jadi perhatikan dengan detail tentang budgeting sehingga dalam proses berjalannya waktu tidak ada kendala yang berarti.
7. Syuting
Proses utama dalam hal pembuatan film adalah pengambilan gambar. Hal ini akan maksimal bila didukung orang-orang yang ahli. Satu bagian dengana bagian lain akan saling terkait dan tergantung jadi kerja sama harus benar-benar bisa dipertanggung jawabkan.
8. Editing
Usai pembuatan film, langkah selanjutnya adalah editing atau proses penyatuan gambar dan pengecekan film secara utuh sehingga tidak ada bagian yang terlewatkan.
9. Review dan Revisi
Sebelum dilepas ke luar pastikan film telah dilihat dengan seksama sehingga akan diketahui bila ada hal-hal yang masih perlu dikoreksi dan diperbaiki. Bila menemukan ada satu bagian yang ganjil atau tidak sesuai dengan konsep maka ada baiknya dipotong atau diganti dengan bagian yang lebih pas.
10. Promosi
Film, karya seni atau yang lain itu akan menjadi uang atau dikenal publik bila dilakukan manajemen promosi yang baik. Film yang dibuat bukan untuk tujuan komersil pun harus memiliki manajemen promosi yang baik sehingga pesan yang hendak disampaikan bisa diterima masyarakat luas. Media promosi yang bisa dipilih antara lain web, blog, facebook, twitter, televise, radio, poster, Koran, dan lain-lain.
11. Masukan dalam DVD atau media jual
Bila karya telah selesai bisa digandakan dalam bentuk DVD atau sejenisnya untuk kemudian dipasarkan. Dengan melakukan berbagai tahapan sederhana diatas, minimal ide film yang dibuat bisa diterima publik. Kalau ingin hasil yang lebih baik tentu diperlukan kreatifitas mendalam bukan hanya melaksanakan apa yang orang lain lakukan juga.