Setelah beberapa waktu lalu saya menemukan konten memukau di instagram yang dilakukan anak-anak santri di Jawa Barat, kini saya menemukan satu lagi yang teramat istimewa. Bagaimana kemudian ia mampu mengintegrasikan pengelolaan tanaman, ternak dan ikan dalam satu kesatuan yang ciamik.
Usut punya usut santri tersebut diketahui bernama Rizki Hamdani. Dan untuk sampai pada titik ini menurutnya bukanlah hal mudah karena butuh perjuangan dan kerja keras.
Penasaran dengan sosok pemuda ini saya pun mencari informasi lebih lanjut. Tak kurang dari 5 artikel yang mengulas tentang Rizki Hamdani pun saya lahap. Selanjutnya saya pun ingin berbagai atas apa yang saya tangkap.
Berangkat Atas Dasar Keprihatinan
Kepada salah seorang reporter Rizki mengatakan bahwa apa yang ia lakukan berasal dari rasa prihatin. Di mana ia menemukan banyak anak muda yang ‘ogah’ menjadi petani.
Pria kelahiran Jakarta ini bukanlah warga asli Jombang melainkan keturunan Aceh Medan. Ia sampai ke Jombang karena pada suatu ketika hendak mengantar saudara yang menjenguk anak yang sedang mondok di Jombang.
Karena hal ini lah kemudian ia jatuh cinta pada gadis Jombang dan menikah. Selanjutnya ia pun menetap di Jombang.
Sebelum menjadi seorang petani seperti saat ini Rizki pernah melakoni beberapa profesi. Jatuh bangun dalam membangun usaha menjadi hal biasa dan tidak ada kata menyerah untuk keluarga tercinta.
Dalam satu kesempatan ia pun keliling Jombang dan menemukan fakta bahwa sangat jarang ada anak muda yang mau menjadi petani. Berangkat dari hal ini lah kemudian ia ingin mencontohkan bahwa menjadi petani pun bisa sukses.
Selain fakta anak muda lebih memilih kerja di pabrik ia pun melihat lahan pertanian yang tidak sebagaimana mestinya. Ia melihat bahwa saat hujan sawah akan menggenang dan sebaliknya saat kemarau maka sawah akan kering.
Menggandeng Pesantren sebagai Solusi
Melihat atas apa yang terjadi Rizki pun harus memutar otak untuk bagaimana kemudian para anak muda dengan sukacita menjadi petani. Dan hal yang dilakukan tentu saja dengan pendekatan kepada para kyai. Seperti kita tahu apa yang menjadi ajaran atau perintah kyai (guru) akan lebih didengar.
Pesantren tradisional atau salaf pada umumnya hanya mengaji kitab kuning. Pesantren ini sedikit berbeda dengan pesantren modern yang erat dengan pendidikan formal.
Disini para santri akan dibekali ilmu seputar kewirausahan sebagai bekal kelak bila sudah keluar dari pesantren. Salah satu ilmu yang diajarkan tentu saja seputar pertanian atau budidaya tanaman secara organik.
Di Jombang sendiri ada cukup banyak pesantren salaf dan salah satunya adalah Pesantren Fathul Ulum milik KH Ahmad Habibul Amin atau yang biasa dipanggil Kyai Amin. Tahun 2017 Rizki berkunjung ke pesantren tersebut yang ada di Desa Puton, Kecamatan Diwek, Kabupaten Jombang.
Kyai Amin mengasuh ratusan santri putra dan putri. Mereka selama di pesantren tidak hanya belajar agama tapi juga dipersiapkan sebagai santripreneur.
Bersama para santri Rizki mempelajari dan menjalankan Integrated Farming System. Menurut alumni UIN Syarif Hidayatullah ini, sistem terintegrasi ini menjadi salah satu yang terbaik untuk dijalankan.
Sistem pertanian terpadu ini memadukan atau mengkombinasikan budidaya tanaman, ikan dan ternak. Dengan cara ini tentu hasil akan jauh lebih baik.
Di Lahan sekitar pesantren mereka melakukan budidaya tanaman padi, lemon, kelengkeng, pisang cavendish, anggur hingga durian. Selanjutnya untuk perikanan ada budidaya ikan lele. Dan untuk peternakan hewan ternak dipilih antara lain ayam, bebek, domba, kambing dan sapi.
Setiap santri yang ingin berwirausaha diharuskan mengajukan sebuah program. Bila rencana tersebut disetujui maka pesantren akan memberikan dukungan dari sisi permodalan.
Kemudian bila saatnya panen maka santri akan berbagi keuntungan. Menariknya dalam program ini bila santri gagal maka tidak akan dikenakan kewajiban untuk mengembalikan. Usaha yang terus berkembang dan saat ini mereka telah memiliki Badan Usaha Milik Pesantren dengan aset mencapai ratusan juta.
SATU Indonesia Awards 2020
Kesuksesan Rizki dalam menahkodai santri terdengar hingga ibu kota. Hal ini terlihat jelas dengan adanya penghargaan SATU Indonesia Awards 2020 untuk bidang lingkungan dan sukses sebagai Penggagas Kelompok Santri Tani Milenial.
Menjadi salah satu putra terbaik bangsa dan memberi kontribusi secara nyata. Tak hanya bagi orang sekitar tapi juga nusa dan bangsa.
Bapak 3 anak ini pun berkomitmen untuk bagaimana ia lebih bisa bermanfaat bagi masyarakat luas. Salah satunya tentu dengan menjadi fasilitator di bidang pertanian dan membagikan pengalaman yang ada.