Ketika ada diantara kawan yang bertanya perlu nggak sih film bertema sejarah diputar rutin tiap tahun? Tak perlu waktu lama langsung akan saya katakan, “kalau saya sih yes”.
Kenapa?
Karena dengan cara itu bagi saya bisa bernostalgia ke masa kecil. Dimana tontonan itu acap kali diputar saat saya masih sekolah dasar. Tentu ada jiwa yang kangen dengan masa-masa itu.
Terlebih bila ada yang memutar menggunakan giant screen di tengah lapang. Layar tancap begitu biasa kita menyebutnya.
Tak perlu disuruh pun saya akan duduk paling depan. Meski jumlah penonton film ini tak sebanyak film bioskop tetap saja ada nilai-nilai yang bisa jadi tidak dapat saya temukan saat berada di bioskop.
Paling mudah tentunya bisa tenang makan jagung atau kacang rebus sambil bebas bercengkrama dengan yang lain.
Anak saya pun yang saat ini berusia 4 tahun sudah mulai saya perkenalkan film-film yang dulu menjadi favorit ini.
Beruntung saat ini saya tinggal di satu daerah yang kental dengan tradisi layar tancap.
Setiap kali ada hajat nikahan atau sunat sudah pasti tontonan ini ada. Mayoritas film yang diputar adalah film jadul mulai dari film Bollywood hingga Indonesia tempo dulu.
Baca juga: Museum Perumusan Naskah Proklamasi
Film Tema Sejarah Paling Favorit
Satu film tema sejarah atau perjuanga paling favorit tentu saja Janur Kuning. Film yang diproduksi tahun 1979 ini dulu bisa dipastikan senantiasa diputar tiap tanggal 1 Maret.
Selain itu kalau tidak salah ada agenda dari pemerintah yang sosialisasi tentang Keluarga Berencana juga menyisipkan film ini. Maklum saja bila hanya tontonan seputar KB kurang banyak peminatnya.
Film Tema Sejarah Diputar Rutin “Kalau Saya sih Yes”
Film-film ini tentunya perlu dihadirkan kembali untuk generasi muda agar mereka sedikit banyak tahu tentang sejarah. Meski diakui bahwa dalam film itu ada propaganda atau kebenarannya tidak bisa diterima 100 persen.
Ada unsur entertain dan tentunya pesan yang ingin disampaikan membuat sejarah kadang sedikit berubah. Tapi begitulah sejak dulu sejarah itu bisa dibentuk, bisa diluruskan dan bisa dibengkokkan.
Paling penting adalah anak-anak tahu tentang kerja keras para pendahulu untuk mendapat dan merebut kemerdekaan. Tanpa mereka bisa jadi kita masih dijajah secara fisik.
Kalau sekarang bisa jadi kita dijajah dalam aspek lain semisal ekonomi. Tapi saya yakin setiap orang punya kesempatan untuk membebaskan diri bila ada kerja keras. Masih ada nilai-nilai lain yang bisa diambil sesuai dengan persepsi dan sudut pandang masing-masing.
Dan mungkin ada juga orang yang akan mengatakan bahwa film tentang sejarah atau perjuangan itu adalah pesanan penguasa pada masanya. Itu tidak salah juga karena memang fungsi media adalah memengaruhi.
Maka dari itu menjadi penting bagi siapa saja untuk tidak menerima informasi mentah-mentah. “Kalau saya sih yes!”