Waktu menunjukkan pukul 21.51 WIB dan malam ini masih ada satu artikel yang belum selesai. Saya sejak beberapa tahun terakhir memilih bekerja dari rumah dengan menjadi blogger.

Memang terlihat mudah dan menyenangkan. Namun dibalik itu ada tantangan dan risiko besar yang harus dihadapi. Salah satu yang tidak bisa dinafikan tentu saja harus berhadapan dengan layar laptop sepanjang hari.
Bayangkan saja, setiap hari saya rata-rata membuka laptop pukul 08.00 WIB. Ritus ini saya mulai setelah mengantar anak sekolah, menyapu dan mengepel lantai.
Bila dulu untuk bekerja saya kadang harus menempuh puluhan kilometer untuk tiba di tujuan. Namun kini hanya berjarak beberapa meter dari tempat saya tidur. Maklum saja, saya memilih kamar anak semata wayang untuk bekerja.
Mungkin saya bisa saja memilih bekerja di kamar sendiri atau ruang tengah. Akan tetapi kadang selalu saja ada gangguan yang tidak diinginkan muncul. Dengan berada di kamar bocil berharap ‘tugas-tugas yang tidak perlu’ bisa diabaikan.
Sebelum memulai menulis tentu saja harus cek email dan whatsapp yang masuk. Memastikan order artikel yang harus selesai hari ini segera tuntas. Tak lupa lagu jadul saya putar sebagai teman setia.
Entah kenapa saya begitu nyaman dengan tembang-tembag lawas itu. Sesekali saya pun ikut bersenandung meski nada tak pernah tepat.
Muncul Disaat yang Tidak Tepat
Ritus di depan laptop ini saya lakoni hingga jelang pukul 11.30 WIB. Saat jelang siang ini biasanya istri telah selesai memasak dan saya bisa sarapan siang kemudian mandi.
Seringnya saya mandi siang kecuali pagi ada agenda dan harus mandi. Bila tidak maka saya cukup kerja dengan celana kolor dan kaos oblong.
Saya katakan sarapan siang karena kegiatan ini bukan pada pagi hari. Saya katakan makan siang karena pagi belum sarapan dan waktu belum menunjukkan makan siang.
Selesai makan biasanya dibarengi dengan adzan dzuhur dan menyegerakan diri untuk ke masjid. Jarak yang tidak terlalu jauh dan bisa ditempuh dengan jalan kaki dalam hitungan kurang dari 4 menit.
Selesai sholat saya istirahat sebentar sambil menunggu waktu pukul 12.40 WIB untuk jemput anak sekolah. Usai bocil tiba di rumah saya kembali duduk manis kembali di depan laptop.
Tanpa meja kursi layaknya orang bekerja, masih menggunakan alas belajar bocil waktu bimba dan hingga kini meja mungil ini masih kokoh. Menjadi teman setia bagi saya selama beberapa tahun terakhir dalam bekerja.
Kembali menekuni kata demi kata yang kemudian bila di jumlah setiap hari akan mencapai ribuan. Terus bekerja hingga adzan ashar dan mengistirahatkan sejenak.
Bertemu dengan Tuhan semesta alam dan mengistirahatkan mata dari pedihnya layar berukuran 14 inci. Seusai salat jelang sore ini pun saya biasanya tidak kembali bekerja tapi lebih memilih untuk beraktivitas bersama keluarga.
Baru membuka laptop kembali setelah shalat isya dan akan terus bekerja hingga pukul 23.00 WIB. Artinya bila saat ini pukul 22.16 WIB saya masih memilih waktu sekitar 44 menit untuk menyelesaikan artikel terakhir.
Kondisi seperti ini terus berulang sepanjang hari dan tentu saja membuat mata lelah. Hingga pernah pada satu ketika saya merasa mual saking jenuhnya melihat layar laptop.
Namun mengingat kebutuhan yang cukup banyak dan saya harus bekerja maka alternatif yang bisa diambil tentu saja istirahat sejenak dan kembali bekerja setelahnya. Tak jarang pula saya harus mematikan laptop pukul 23.59 WIB.
Waktu yang tidak dapat ditoleransi untuk mau tidak mau harus istirahat. Bila tidak bisa jadi yang lelah bukan hanya mata tapi juga fisik dan otak karena diforsir sepanjang hari.
Ingat betul kata dokter Tirta, malam itu waktu tubuh mengembalikan fungsi sel tubuh dan harus mendapat waktu istirahat yang cukup. Bila tidak hampir bisa dipastikan akan menyesal saat tua nanti karena tubuh bermasalah.
Mata lelah, sepet hingga perih sebagai gejala mata kering bukan lagi hal yang dapat dielakkan. Menjadi keadaan yang sering kali menghantui orang-orang yang bekerja dengan monitor laptop.
Akan tetapi bukan pula sesuatu yang kemudian harus terelakkan karena kalau tidak bekerja siapa yang akan mencari nafkah. Masih ada cicilan pay letter dan kartu kredit yang harus segera dibayar menjadi motivasi nyata untuk terus bekerja.
Melawan Mata Kering ala Blogger
Agar mata tetap baik-baik saja saya pun punya cara tersendiri. Selain cara diatas untuk pergi ke masjid saat waktu shalat tiba saya pun memilih untuk tidak menyiapkan air minum di dekat laptop.
Tujuannya sederhana, agar saya bisa bangun dan melangkah ke dapur. Mungkin akan tiba di dapur hanya dalam 11 langkah kaki tapi cara ini cukup efektif untuk menormalisasi mata.
Selain itu bisa jadi saya akan ke kamar mandi untuk buang air kecil. Jaraknya pun tidak jauh dan bisa dijangkau dalam 5 langkah kaki.
Cara lain yang saya lakukan tentu saja menggunakan pencahayaan yang cukup. Jangan terlalu terang karena bisa silau dan bila gelap akan membuat mata bekerja lebih keras.
Dulu saya pernah mencoba mengatasi mata perih dengan menggunakan potongan timun. Irisan timun akan saya letakkan di mata untuk sesaat mengembalikan mata tetap dingin setelah beraktivitas.
Insto Dry Eyes Solusi Tepat

Beda dulu dengan beda sekarang. Saat ini dengan adanya tetes mata semua menjadi semakin mudah.
Jangan kaget bila kemudian di sebelah kanan laptop saya tersedia kemasan Insto Dry Eyes. Tetes mata mungil ini bisa menjadi solusi cepat untuk mengembalikan kesegaran mata, terutama untuk mengatasi mata kering sebagai akibat terlalu lama bekerja didepan layar laptop.
Usut punya usut kebiasaan bekerja terlalu lama di depan laptop ini membuat apa yang namanya sindrom mata kering. Sesuatu yang tidak perlu ditakutkan karena ada banyak orang mengalami kondisi ini.
Terutama orang-orang yang terpapar radiasi layar laptop seperti saya. Selain itu tentu terjadi pada orang-orang yang bekerja pada lingkungan berangin dan berdebu.
Menjadi penting kemudian bagi siapa saja untuk menyimpan tetes mata insto sebagai solusi cepat dan tepat. #InstoDryEyes berukuran kecil hanya 7,5mL saja akan tetapi bisa mengatasi banyak masalah, mulai dari mata kering, gatal, mata merah, iritasi hingga gangguan penglihatan sementara.
Setiap tetes dari Insto Dry Eyes ini juga mengandung hydroxypropyl methylcellulose yang bekerja secara ampuh untuk mengatasi #MataKeringJanganSepelein. Saat ini produk ini begitu mudah ditemukan di apotek hingga Alfamart dan Indomaret.
Tidak ada alasan bagi setiap keluarga tidak menyimpan tetes mata yang satu ini. Bukan hanya untuk mereka yang mata kering karena terlalu lama bekerja di depan laptop.
Akan tetapi juga bisa digunakan sebagai bagian dari obat-obatan yang harus ada dalam kotak Pertolongan Pertama Pada Kecelakaan atau yang lebih dikenal sebagai kotak P3K.