Tak dapat dipungkiri, menjadi blogger atau narablog menjadi profesi yang saya inginkan dimasa yang akan datang. Antara passion dan ladang baru, dua kombinasi yang membentuk dan menjaga energi untuk tetap menghasilkan karya dan terus belajar.
Dikatakan passion memang saya sejak dulu telah memiliki hobi menulis. Hal ini dibuktikan dengan ribuan artikel yang telah dibuat. Sebelum memiliki blog sendiri artikel yang dibuat tersebar dibeberapa media baik itu online maupun offline.
Mungkin benar hingga saat ini kualitas tulisan belum begitu bagus. Masih harus belajar dan terus menulis mengingat bahwa menjadi seorang penulis hadal dibutuhkan jam terbang bukan hanya semata pengetahuan teknis saja.
Menjadi ladang baru karena dari menjadi narablog saya dan keluarga memiliki sumber pendapatan keuangan lainnya diluar gaji. Belum begitu besar memang tapi hal ini telah terbukti selama bertahun-tahun.
Bila sebelumnya hanya memiliki satu blog dan dioptimasi untuk berbagai sumber pendapatan dari Google Adsense dan iklan mandiri. Tapi kini masih banyak celah lain untuk mendapat pundi-pundi rupiah seperti afiliasi, mengikuti lomba menulis dan lain-lain.
Belajar dari tahun 2018 dimana apa yang saya mulai harus terus diperbaiki. Mencoba mengalihkan sumber pendapatan bila dulu porsi gaji lebih besar maka tahun 2019 penghasilan dari blog harus lebih besar.
Menjadi tantangan tersendiri tentunya bagaimana apa yang telah dimulai harus ditingkatkan secara kualitas dan kuantitas. Berbekal pengalaman menulis dan optimasi blog tak kurang dari 3 tahun maka seyogyanya impian tersebut dapat terwujud.
Dalam kualitas tata tulis tentu menjadi poin utama untuk memenangkan hasrat tersebut. Tak ada alasan untuk berhenti atau lelah belajar, apapun ilmu itu harus dilahap. Layaknya bermain puzzle dimana tiap potongan akan merangkai gambar menjadi rangkaian utuh.
Jaringan yang dimiliki kini semakin komplek. Bila dulu hanya mengenal beberapa mitra strategis tapi kini semua itu terakulumasi dan akan saling melengkapi satu sama lain.
Layaknya bercocok tanam, bila kita memiliki beberapa lahan maka bila satu lahan sedang puso atau gagal panen masih ada ladang lain bisa diharapkan. Bila dulu hanya memiliki satu kini setidaknya ada 4 blog dengan niche berbedaa yang bisa dioptimasi.
Selanjutnya bagi saya tidak cukup hanya menjadi narablog. Kini masih melekat dalam benak resolusi 2019 untuk menjadi vlogger. Tak harus menjadi yang profesional tapi cukuplah mampu mengisi konten dengan berkesinambungan dan tetap menjaga kualitas konten. Hanya memberikan informasi yang baik dan bisa dipertanggungjawabkan ke publik itu telah cukup.
Menjadi vlogger menjadi tantangan tersendiri. Hal ini dikarenakan satu materi bisa digunakan untuk membuat konten blog ataupun video. Sekali mendayung dua tiga pulau terlampaui begitulah kira-kira.
Tak cukup diri ini untuk menjadi narablog. Kini istri saya yang kebetulan adalah seorang ibu rumah tangga pun saya doktrin untuk turut pula menjadi narablog. Tujuan utama tentu saja saat ini bisa menjadi ladang baru baginya.
Berdasar data yang di rilis Kominfo pengguna internet di tanah air sangatlah pesat. Hal ini terlihat dari infografis dibawah ini yang menunjukan kenaikan sangat signifikan.
Dari data tersebut terlihat dengan jelas bahwa pada tahun 2016 terdapat 132.7 juta pengguna internet aktif. Dan pada tahun 2018 terdapat 143.26 pengguna aktif yang artinya terdapat lonjakan pengguna hingga tembua angka 10 juta.
Kedepan trend tersebut dipastikan akan terus meningkat dimana era digital kini menjadi sebuah kebutuhan yang tak terelakan. Bila dulu internet dan akses informasi hanya milik mereka yang berduit maka kini tidak lagi, siapa saja bisa menggunakan dengan mudah.
Selain itu ada beberapa harapan yang tersemat. Harapan saya utamanya tentu saja bagaimana ia mampu menceritakan apa yang ada dalam benaknya menjadi sebuah tulisan yang bisa dibaca kembali dikemudian hari.
Entah itu buah pemikiran ataupun kegelisahan sangat sayang bila kemudian tidak di eksplore. Dengan menulis saya juga percaya bisa menjadi media katarsis paling baik. Daripada mengeluarkan energi negatif dengan cara yang kurang pas maka dengan menjadi narablog maka akan lebih sistematis dan terstruktur.
Gayung bersambut, kini yang sebelumnya kurang bersemangat ia pun merintis karir narablog menjadi profesi menggiurkan tanpa harus mengesampingkan si buah hati. Menulis tidak membutuhkan waktu khusus, demikian salah satu alasan kenapa ia bersedia.
Menulis baginya tidak harus menggunakan laptop. Di era digital ini ia pun bisa memanfaatkan smartphone dimiliki. Bahkan dalam satu kondisi benar-benar ingin menuangkan sebuah ide tanpa laptop dan smartphone cukup dengan polpen dan kertas. Selebihnya nanti bisa di tulis sembari melakukan editing.
Setelah istri sah atau resmi menjadi narablog saya berambisi kelak anak pun harus bisa menulis. Terlepas apa nanti profesi dipilih, kemampuan menulis yang baik dan benar harus tetap dimiliki.
Hasil akhir tentu diserahkan kepada yang menjalani. Perlu digaris bawahi kini banyak anak muda yang telah melakoni narablog menjadi profesi yang cukup seksi. Tapi selama proses edukasi itu dilakukan dengan benar maka pepatah buah itu tidak akan jauh dari pohonnya akan menjadi sebuah keniscayaan.
Beberapa alasan yang mampu menjaga konsistensi untuk menjadi narablog selain dua alasan diatas tentu saja kesempatan untuk bisa bertemu dan menemukan banyak hal. Bayangkan bila tidak menjalani profesi ini dengan serius tentu berbagai kesempatan untuk bertemu orang hebat akan lewat.
Semoga kedepan hati dan pikiran ini kian fokus dan percaya narablog menjadi profesi yang cukup menjanjikan. Menjadi sebuah kebahagiaan tersendiri dimana bisa bekerja dengan passion dan mencukupi kebutuhan keluarga.