Renangan pertengahan tahun saat usia memasuki 30 tahun dimana kata orang usia tersebut harus mapan. Mapan secara pemikiran, emosional, financial dan segalanya.
Tapi ternyata diri ini belum mampu mendapatkannya, mungkin dari apa yang diharapkan orang tua atau masyarakat baru 20%. Selebihnya masih dalam taraf pencarian.
Mencari sebenarnya jati diri ini seperti apa dan ingin bagaimana. Ternyata tidak mudah memang, kalau mencoba prakmatis mungkin semua itu sudah didapat sejak 10 tahun yang lalu. Dimana satu dasawarsa yang lalu telah bekerja.
Bekerja bisa dianggap sebagai batu loncatan tertinggi dimana dulu kita masih minta orang tua. Namun setelah bekerja kita bukan hanya bisa menghidupi diri kita. Tapi bisa juga orang tua kita. Bukan hanya itu, tapi juga tanggung jawab sosial dimana kita sudah dianggap mampu menjadi dewasa.
Dulu kalau kita berbuat salah, mungkin orang tua kita yang disalahkan. Dianggap tidak mampu mendidik anak, tidak bisa memberikan contoh yang baik. Dan semua masih ada yang melindungi kita, mengibur kita.
Sekarang semua itu sudah tidak ada lagi, kita sudah dianggap dewasa dan mampu bertanggung jawab sendiri. Bahkan kalau perlu kita mengambil alih tanggung jawab yang sekiranya pantas dan wajar kita ambil.
Tak menyesal atas apa yag telah dipilih, dimana semua ada plus minusnya. Tak ada yang sempurna memang dan rumput tetangga selalu lebih hijau. Kita senantiasa melihat rekan kita lebih baik daripada kita dan orang sekitar pun demikian. Mungkin ada anggapan kita lebih baik daripada mereka.
Semua sah saja, asal kita bisa berpikir positip. Apa yang terjadi dan ada itulah yang terbaik.Berpikir positip selain akan membuat segala sesuatunya lebih baik juga akan membuat kita bersyukur atas apa yang ada atau lebih tepatnya atas pencapaian yang kita raih.
Semoga kini kita dapat memulai kembali, mencari dan menemukan apa yang kurang sehingga kelak saat usia kita 30 rangkaian puzle tersebut menjadi satu rangkain yang indah, utuh dan sesuai apa yang kita harapkan meski tidak sempurna.
Memang banyak hal yang dilalui, sayang saja kalau semua itu tercerai berai. Setiap peristiwa menjadi satu potongan cerita yang berdiri sendiri sehingga kita susah mencernanya. Tapi akan lain cerita bila kita merangkai menjadi sesuatu yang indah. Bisa dinikmati untuk saat ini, esok dan masa yang akan datang.
Semoga Tuhan beri kemudahana, amin