Kenapa saya sulit mendapat pekerjaan? Demikian pertanyaan yang terlontar dari salah seorang pelamar beberapa waktu lalu. Menurutnya dengan latar belakang yang dimiliki harusnya dengan mudah bisa mendapat pekerjaan.
Namun nyatanya hingga satu tahun lebih ia berburu perusahaan tak ada satu pun yang menggunakaan jasanya. Tergelitik dengan apa yang terjadi pada salah satu kandidat maka saya pun mencoba menguraikan beberapa kemungkinan.
Secara umum kandidata dapat dikatakan sebagai job seeker yang sukses melalui tahapan psikotes. Berbagai alat tes kepribadian dan kecerdasan dapat dilalui dengan baik. Hasil yang ditunjukkan pun tidak begitu buruk dan tidak juga dikatakan istimewa.
Dalam sesi interview itulah ditemukan beberapa kemungkinan untuk mencari jawab, “Kenapa saya sulit mendapat pekerjaan?”
Pada saat interview tersebut kandidat memperkenalkan diri sebagai seorang sarjana komunikasi yang sangat menyukai pekerjaan yang lekat dengan dunia tulis menulis. Selain itu juga satu pekerjaan yang lekat menuntut interaksi dengan yang lain.
Namun sayang ia begitu takut untuk mencari posisi yang diinginkan. Lebih memilih satu pekerjaan yang tipikal aman dengan menjadi seorang admin.
Sarjana komunikasi yang identik dengan pekerja media dan publik relation tidak dipilih karena merasa minder. Merasa masih kurang kompetensi untuk posisi tersebut. Selain itu sangat jarang ia menemukan posisi dibuka sesuai dengan latar belakang pendidikan dan passion-nya.
Oleh karena itu selama satu tahun terakhir ia hanya memilih posisi atau jabatan admin untuk dilamar. Tanpa disadari bahwa untuk meniadi seorang admin butuh kemampuan excel yang mumpuni.
Dalam benaknya admin hanya sebatas data entri dan merapikan berkas. Tak butuh keahlian khusus karena menurutnya bekal sarjana Komunikasi telah cukup untuk posisi itu.
Tapi jangan salah tiap perusahaan juga memiliki standar kompetensi minimal untuk satu jabatan. Pun demikian dengan posisi admin yang memang menjadi primadona kaum hawa.
Pekerjaan yang diduga menurutnya paling enak ini juga diminati oleh ratusan pelamar lainnya. Sebagai contoh tiap kali membuka lowongan sebagai admin dalam hitungan hari telah ada ratusan pelamar.
Sadar selama kuliah ia juga tidak memiliki kegiatan produktif karena hanya berkutat 3K atau kampus, kos dan kantin tentu semakin rendah nilai dimata perusahaan. Lain halnya dengan mereka yang kuliah dan aktrif di organisasi yang sejatinya mampu melatih jiwa leadership dan kerjasama tentu akan menjadi poin lebih.
Bahkan ada cerita unik dari salah satu kandidat. Fakta ini terungkap ketika bertemu salah satu pelamar yang mana ia menyelesaikan kuliah dalam waktu 6 tahun.
Jurusan matematika yang dipilih kala lulus SMA. Menurutnya jurusan ini cukup seksi dan menantang untuk diambil. Tapi siapa sangka yang terjadi kemudian adalah penyesalan karena merasa salah jurusan.
Menurutnya begitu susah ia menuntaskan kuliah yang idealnya selesai 4 tahun. Meski berjuang keras untuk menahklukan kerasnya soal matematika dan SKS ia harus beberapa kali mengulang untuk mendapat nilai yang baik.
Setelah selesai kuliah dan mendapat gelar sarjana masalah lain muncul. Dengan nilai pas-pasan dan lama studi yang cenderung kurang produktif ia bingung mencari pekerjaan.
Yang ada kemudian saat ini menurutnya adalah bekerja dengan titel sarjana. Jangan sampai telah kuliah 6 tahun tidak mendapatkan pekerjaan.
Oleh karena itu tiap kali proses rekrutmen kerja saya senantiasa untuk mengingatkan agar para pencari kerja tahu betul akan kompetensi dan passion yang dimiliki. Jangan sampai melamar satu posisi yang minim kemampuan. Yang ada kemudian hanya sebatas turut meramaikan konstalasi kandidat saja.
Gunakan hati dan akal sehat untuk memilih satu posisi untuk kemudian ditekuni. Jangan sampai dikemudian hari terjadi penyesalan karena salah pilih jurusan.
Minim pengalaman bagi freshgraduete itu wajar bagi mereka. Tapi jangan lupa kini bekal ijasah sarjana saja tidak cukup untuk bersaing dalam dunia kerja. Harus ada poin lebih untuk di jual bila ingin digandeng perusahaan.
Satu rumus dasar bagi mereka yang baru lulus kuliah. Pastikan mendapat pekerjaan yang sesuai minat dan tekuni. Bila kompetensi naik otomatis akan memberi kontribusi lebih.
Dan kemudian user atau perusahaan niscaya tak mau kehilangan dan disitulah sejatinya kamu bisa melakukan negosiasi ulang. Tapi bila belum ada kompetensi jangan sekali-kali mencoba apalagi hanya berdasar 1 lembar ijasah sarjana.
Selain beberapa hal diatas sejatinya ada alasan lain yang saya dapat simpulkan untuk menjawab “Kenapa Saya Sulit Mendapat Pekerjaan?” Dan kamu mungkin bisa menceritakan terkait pengalaman kamu dalam proses rekrutmen untuk berbagi dengan yang lain.