5 Keputusan Di Luar Nurul yang Pernah Saya Ambil

Setidaknya ada 5 keputusan di luar nurul yang bisa bikin siapapun bertanya, "kok gitu sih."

Joko Yugiyanto

Sejak beberapa bulan lalu hingga dalam waktu dekat ini saya masih saja menemukan konten yang dimulai dengan “orang gila mana yang ….” Tak mau kalah pun saya mencoba me-listing beberapa keputusan yang sempat menjadi perdebatan.

joko yugiyanto

Baik itu dengan istri, orang tua, orang terdekat dan tentu saja kawan-kawan yang masih satu lingkaran. Dikatakan berat juga tidak, dikatakan mudah juga tidak dan hal ini bisa jadi karena keputusan-keputusan yang bisa dikatakan cukup kontroversial terlalu sering diambil.

Baca juga: Layanan Ditawarkan Joko Yugiyanto

Beberapa keputusan yang bisa jadi cukup diluar nurul antara lain.

1. Ada Penawaran Menarik Tidak Diambil

    Jujur dalam beberapa bulan terakhir ini saya mendapat penawaran menarik untuk bergabung dengan salah atau perusahaan di Jogja. Perusahaan yang cukup menarik tentunya karena lini bisnis dijalankan sengat erat dengan passion.

    Selain sangat kuat dengan dunia digital perusahaan ini juga erat dengan dunia HRD. Dua yang identik dengan saya karena sehari-hari bekerja dan berkarya dengan dua dunia tersebut.

    Ketika ditanya kenapa tidak ambil tentu saya ada pertimbangan lainnya. Dimana saya memiliki mimpi sudah saatnya bukan lagi menjadi karyawan secara full time. Ada banyak hal yang bisa dikerjakan kemudian, dan semua itu tidak lepas dari dunia digital dan HRD.

    2. Punya Posisi Strategis dan Ditinggalkan

      Banyak orang bertanya, Apa alasan saya untuk meninggalkan posisi Recruitment Section di salah satu perusahaan multinasional. Tentu secara penghasilan dan benefit sesuatu yang cukup baik.

      Posisi yang konon sangat seksi karena turut andil dalam masuknya karyawan ke dalam perusahaan. Memberi ‘kehidupan baru’ bagi mereka yang ingin switch karir atau pun fresh graduate yang ingin berkarir dalam dunia profesional.

      Pandemi mengajarkan siapapun akan banyak hal dan tak terkecuali saya. Di mana dengan adanya pandemi dan menjadi salah seorang yang harus dirumahkan justru membuka opsi lain. Bagaimana kemudian ternyata dengan bekerja dari rumah bisa mendapat penghasilan tak kalah menarik.

      3. Habis Keliling Indonesia Mau Apa

        Jujur waktu kuliah saya memiliki teman yang beruntung dimana ia bisa keliling Indonesia dengan dukungan finansial orang tua. Saya yang tidak ada duit kala itu hanya berpikir bagaimana dengan menemukan pekerjaan yang bisa mengantarkan keliling Indonesia.

        Benar saja, saya bisa berjodoh dengan pekerjaan yang bisa mengantarkan siapapun bisa jalan-jalan. Selain menjadi auditor tentu ada yang namanya Human Capital Area yang memegang satu area atau wilayah.

        Keberuntungan berpihak bukan hanya untuk pegang area tapi juga puluhan kota di tanah air. Sederhananya sebelum penempatan untuk area Ambon dan Papua saya harus memberikan training untuk 1/3 Indonesia. Kota-kota itu antara lain sebagian Jawa Tengah, Jawa Timur, Bali, Sulawesi, Ambon dan Papua.

        Setelah mencukupkan menjejakkan kaki dari satu kota ke kota lain ternyata Jogja mampu memanggil untuk kembali pulang. Tak perlu waktu lama sudah mendapatkan tambatan karir di Kota Pelajar ini.

        4. Usai Kartap Langsung Pamit

        Seusai lulus kuliah saya cukup beruntung bisa bekerja sesuai passion. Meski latar belakang pendidikan terakhir adalah Psikologi tapi tetap dunia jurnalistik itu yang paling indah.

          Mengenal dunia tulis menulis dan mencari informasi sejak masuk bangku kuliah. Ada satu momen dimana seorang senior mengatakan salah satu profesi paling prestise adalah jurnalis karena menjadi orang pertama yang mendapat informasi.

          Bergabung dengan salah satu media mainstream terbesar di tanah air. Tempat yang mengajarkan akan pentingnya idealisme dan harus ditinggal. Merasa tidak yakin bisa menjaga hati dan memiliki pamit usai menerima surat pengangkatan karyawan tetap.

          5. Kesempatan Kedua di Astra Tidak Diambil

            Berbicara tentang kerja dan penghasilan terbaik tentu menempatkan Astra sebagai yang utama. Di mana dalam satu bulan penghasilan bisa 3 hingga 4 kali upah minimum. Ingat betul dulu pernah beli motor baru cash hanya dengan menunggu 3 bulan.

            Soal capek tentu itu yang terasa karena harus bekerja setiap hari. Tidak cukup 40 jam kerja karena selalu ada kalimat tiada hari tanpa lembur.

            Bekerja di pabrik dan saya menjadi salah satu orang paling kecil dan pendek. Banyak pihak menasehati untuk segera tinggalkan pabrik dan kembali ke sekolah.

            Usai kontrak 2 habis saya tidak diangkat menjadi karyawan tetap. Penawaran yang ada adalah masuk bagian lain dan memulai dari nol. Namun saya mengamini kata kawan-kawan dimana saya memilih kembali ke kampus dan belajar lagi.

            Sejak saat itu mindset saya bekerja adalah bersenang-senang atau hobi yang dibayar dan hingga kini komitmen itu saya jaga. Jangan kaget kemudian bila menemukan sosok yang seabsurd ini.

            Joko Yugiyanto

            Sehari-hari bekerja sebagai penulis lepas dan bila kamu ingin order sesuatu bisa kontak saya di 087838889019

            Tags

            Related Post