Indonesia Songsong SDM Unggul Indonesia Produktif

Selaras dengan komitmen pemerintah dalam menciptakan SDM unggul, Indonesia produktif Kadin berupaya turut serta dalam prosesnya. Bagaimana berperan aktif untuk terlibat secara langsung dalam mencetak

Joko Yugiyanto

Selaras dengan komitmen pemerintah dalam menciptakan SDM unggul, Indonesia produktif Kadin berupaya turut serta dalam prosesnya. Bagaimana berperan aktif untuk terlibat secara langsung dalam mencetak kualitas sumber daya manusia.

Berdasar data yang dihimpun Bank Dunia pada tahun 2018 lalu, Indeks Sumber Daya Manusia (Human Capital Index/HCI) Indonesia berada di peringkat 87 dari 157 negara. Indonesia kalah jauh dari beberapa negara tetangga semisal Singapura, Malaysia, Vietnam, Thailand dan Filipina

Bahkan data yang dirilis Bappenas beberapa waktu lalu menunjukkan bahwa anak-anak yang lahir saat dan kelak saat berumur 18 tahun hanya mampu meraih 53% dari total potensi produktivitas. Menjadi warning tentunya bila kita tidak ingin dimasa yang akan datang mereka gagal bersaing di kancah internasional.

Pemerintah tentu tak bisa sendiri untuk membangun SDM unggul. Semua itu akan terwujud bila iklim ekosistem politik dan ekonomi kondusif.

Beberapa ciri yang nampak dari SDM unggul Indonesia produktif antara lain etos kerja yang tinggi dan dinamis. SDM unggul juga harus memiliki ketrampilan dan menguasai ilmu pengetahuan dan teknologi.

Bukan lagi belajar untuk mengejar gelar sarjana tapi lebih tentang bagaimana meningkatkan kompetensi dan memberi solusi atas masalah yang ada.

Tak bisa lagi menggunakan cara-cara lama. Improvisasi harus terus dilakukan. Cara-cara baru harus dikembangkan.

Sekali lagi membangun SDM unggul Indonesia produktif tak bisa lepas dari berbagai pihak salah satunya tentu saja dunia usaha atau industri. Tanpa mereka maka ilmu tidak dapat diterapkan.

Para pelaku usaha tentu akan membuka pintu selebar-lebarnya bagi SDM yang kompeten. Para pelaku usaha atau pengusaha yang tergabung dalam Kadin siap mendukung program pemerintah tersebut.

Kadin Indonesia sebagai wadah dan wahana komunikasi, informasi, representasi, konsultasi, fasilitasi dan advokasi pengusaha Indonesia siap mewujudkan mimpi bersama. Bagaimana pelaku usaha dan pemerintah bahu membahu untuk menciptakan SDM yang unggul dan kompetitif sehingga bisa bersaing di kelas dunia.

Beruntung saat ini kita memiliki Menteri Pendidikan dan Kebudayaan yang cukup anti mainstream dimana beliau memiliki beberapa kebijakan yang mendukung terciptanya SDM unggul lebih cepat dan komprehensif.

Bak gayung bersambut, apa yang di upayakan mantan bos Gojek tersebut di dukung Kementerian Perindustrian. Dimana mereka giat mendisain program pengembangan SDM yang kompeten untuk menjawab kebutuhan dunia industri.

Dalam pidatonya, Menteri Perindustrian Airlangga Hartarto beberapa waktu lalu menegaskan bahwa pembangunan SDM adalah kunci keberhasilan dan kesuksesan Indonesia di masa yang akan depan.

Menjadi kesempatan emas di mana bangsa ini akan mendapat bonus demografi. Dimana jumlah usia produktif jauh lebih banyak daripada usia angka tidak produktif.

Seperti yang kita tahu tema HUT RI 2019 adalah “SDM Unggul, Indonesia Maju”. Bangsa ini siap melakukan lompatan hingga beberapa langkah di depan untuk beberapa tahun yang akan datang.

Lompatan tersebut akan sangat menonjol dalam dunia industri dimana teknologi sudah hampir ada dalam setiap kehidupan. Bangsa ini membutuhkan SDM yang produktif, kreatif, inovatif, dan kompetitif.

Untuk mencapai itu semua di 2020 nanti pemerintah melalui Kemenperin menyiapkan program pelatihan industri berbasis kompetensi. Salah satu program yang paling dinanti tentu saja Diklat 3 in 1 (pelatihan, sertifikasi, dan penempatan).

Peserta yang akan ikut serta dalam pelatihan ini tak kurang dari 35 ribu peserta. Tak hanya itu saja tapi mereka akan mensertifikasi 20 ribu tenaga kerja industri guna menjamin hasil terbaik.

Bila Nadiem mengatakan gelar bukan segalanya tapi kini lebih pada kompetensi maka akan terwujud dengan adanya program link and match dengan industri. Dimana sekolah kejuruan tidak asal memberikan pendidikan tapi jelas target kompetensi diharapkan.

Jumlah daru kegiatan ini setidaknya ada 2000 SMK dengan 400 ribu peserta didik. Mereka kelak tentunya tidak saja akan menjadi operator semata tapi bisa juga menciptakan lapangan kerja.

Joko Yugiyanto

Sehari-hari bekerja sebagai penulis lepas dan bila kamu ingin order sesuatu bisa kontak saya di 087838889019

Tags

Related Post

Tinggalkan komentar