Mak deg, ‘Pak Jok,’ panggilan itu senantiasa membuat saya berpikir keras kenapa saya harus di panggil ‘Pak Jok.’ Apakah saya terlalu tua atau ada alasan lain sehingga saya dipanggil ‘Pak Jok’. Tak mau rugi maka muncullah jokoyugiyanto.com.

Jokoyugiyanto.com ini adalah blog ketiga yang saya buat setelah sebelumnya menggarap kanaljogja.com dan kanaljogja.id. Alasannya sederhana, saya butuh bak sampah yang bisa menampung segala kegelisahan yang ada di kepala dan hati.
Wajar kemudian bila tulisan yang ada di blog ini hampir bisa dipastikan tanpa proses riset atau penelitian lebih lanjut. Lucu bukan kalau saya ingin menulis tentang diri sendiri harus riset.
Seolah tidak cukup mengenal diri sendiri atau mungkinkan diri ini belum cukup bisa menjawab who am i. Satu konsep yanag paling lekat dalam diri tiap individu.
Kenapa Harus jokoyugiyanto.com
Benar mungkin tak ada yang akan bertanya kenapa nama jokoyugiyanto.com dipilih karena mereka tahu nama saya Joko Yugiyanto. Sebagai blog personal tentu saja saya memiliki kebebasan untuk mengisi konten sesuai dengan yang saya inginkan.
Dalam deskripsi blog pun saya katakan, “Ajang Mencurahkan Apa yang Ada di Hati dan Pikiran Tanpa Tedeng Aling-aling.” Atau dalam bahasa sederhana jujur atau apa adanya. Tanpa dibuat-buat karena memang demikian adanya.
Berhubung blog ini adalah blog personal maka jangan kaget bila kemudian banyak hal absurd ditemukan disini. Hal-hal konyol yang mungkin tidak masuk akan dan terjadi pun pastinya juga ada.
Blog ini sebenarnya ingin didominasi tulisan dengan gaya story telling. Dimana saya percaya berita kisah akan tetap enak di baca sampai kapanpun.
Apalagi kalau cerita tentang diri sendiri pasti akan makin hidup. Namun sayang hingga kini masih jauh dari gaya itu.
Mungkin karena saya tipe penulis instan. Dimana untuk membuat arikel hanya butuh beberapa menit dan langsung posting.
Beruntung kemarin saya ikut kelas Story Telling Mas Bambang, salah seorang blogger yang saat ini tinggal di Kebumen dan sangat menginspirasi. Sesekali pun saya mencuri ilmu dari apa yang ia tulis.
Bisa jadi Mas Bambang Irawanto ini tak sadar kalau ilmunya banyak saya curi dengan sering berkunjung ke blognya. Maaf ya mas kalau dalam diam saya suka mencuri. Karyanya cukup banyak apalagi di era 90an dimana majalah dan buku masih menjadi primadona.
Niche Psikologi dan Dunia Kerja
Meski saya katakan blog jokoyugiyanto.com lebih sebagai tempat mencurahkan uneg-uneg agar sedikit memberi nilai lebih pada pembaca saya pilih niche psikologi dan dunia kerja. Ada beberapa alasan kenapa saya pilih tema tersebut.
1. Jatuh Hati dengan Dunia Psikologi
Saya mengenal dunia psikologi secara tidak sengaja. Kala itu saya yang ex anak STM yang takut dengan soal hitungan baik itu matematika, fisika dan kimia tentu harus cari alternatif.
Ambil satu jurusan yang jauh dari kesan menakutkan itu. Jodoh tak kan lari ke mana, meski mencari ke beberapa kampus di Jogja akhirnya masuk ke Universitas Mercu Buana Yogyakarta.
Di kampus ini ingat betul saya diberi informasi mas Catur. Beliau adalah salah satu mahasiswa Teknik Elektro yang kebetulan saya temui.
Berhubung dia tahu saya sebelumnya dari STM jurusan listrik pun menyarankan untuk ambil jurusan ini. Menurutnya bila saya memiliki basic di teknik akan lebih mudah untuk melaluinya.
Namun hati kecil saya berkata, “tidak, saya terlalu takut dengan soal hitungan dan saya ingin mencari yang lain.”
Entah kenapa ketika itu saya mantap pilih fakultas Psikologi padahal di kampus ini ada banyak pilihan. Yah itulah tadi mungkin yang dikatakan jodoh. Kalau rezeki tak akan lari ke mana.
Sejak masuk kampus ini dunia saya kian sempurna dimana di kampus tidak saja hanya kuliah atau mereka yang dikenal dengan 3K (Kampus, Kos Kantin). Lebih dari itu selama kuliah 4 tahun saya belajar banyak tentang organisasi kampus.
Mulai dari pers mahasiswa, teater, rohis, radio hingga pecinta alam pun pernah saya ikuti. Hanya saja untuk mateng dan totalitas hanya di organisasi pertama dan kedua.
Di kampus ini saya juga jatuh cinta dengan dunia membaca, menulis dan diskusi sehat. Tak jarang bila diskusi pun akan lanjut hingga berjam-jam dan pastinya menjadi satu kenangan tak terlupakan.
Terlebih orang-orang sekitar saya adalah mereka yang kenyang baca buku. Maklum saja tahun itu belum ada hape secanggih saat ini sehingga hiburan terbaik adalah membaca.
Dari kampus ini pula yang mengantarkan saya bisa bergabung di salah satu media mainstraem terbesar di tanah air. Tak lama menjadi kuli tinta, hasrat untuk keliling Indonesia gratis membuncah.
Harus cari sponsor atau pihak-pihak yang bisa memfasilitasi keinginan ini. Dan benar saja, setidaknya ada 3 perusahaan yang bisa memfasilitasi saya untuk traveling keliling Indonesia.
2. Kerja adalah Hobi
Mungkin sedikit naif bila dikatakan kerja adalah hobi saya. Namun faktanya memang demikian, ritus saya secara umum itu berbuat baik untuk orang lain, belajar, bekerja, makan, tidur dan boker. Selebihnya hampir bisa dikatakan seperti orang pada umumnya.
Saya katakan kerja adalah hobi saya karena bisa jadi dalam satu kali 24 jam saya akan bekerja lebih dari 12 jam. Weekend pun saya tetap akan bekerja. Maklum saja kini bekerja bisa dimana saja dan kapan saja.
Bahkan dalam tataran ekstrim pun saya bisa bekerja di toilet sambil buang air besar. Cukup berbekal hape dan tugas pun beres.
Sehari-hari di jam normal saya akan bekerja sebagai tenaga kerja untuk salah satu perusahaan pembiayaan yang berpusat di BSD City. Berada di tim rekrutmen dalam part of human capital memaksa untuk mengenal hampir seluruh karyawan baik yang ada di kantor pusat dan kantor cabang.
Membantu memenuhi kebutuhan SDM juga merupakan seni yang tak akan pernah habis. Ada teknik dan strategi karena seperti kita tahu Indonesia itu sangat luas dengan keanekaragaman.
Aturan atau ketentuan yang ada di Jakarta belum tentu bisa diterapkan di ujung timur Indonesia pun sebaliknya. Hal ini pastinya menuntut untuk lebih kreatif dan berani mencari cara baru.
Jangan kaget kemudian bila blog jokoyugiyato.com isinya cukup banyak tentang dunia kerja. Bercerita tentang individual differences dimana tiap orang tidak bisa diberi perlakuan yang sama.
Tak Ada Kata Terlambat
Kalau boleh jujur, saya adalah salah seorang yang terlambat untuk menyadari blog bila dikelola dengan baik maka akan bisa menjadi industri. Bagi saya pada awalnya blog personal jokoyugiyanto.com hanyalah sebatas tempat menyimpan jejak digital.
Namun sejak pindah ke Jakarta dan bertemu dengan banyak blogger maka sedikit banyak pikiran saya pun berubah. Tidak saja hanya untuk meninggalkan jejak digital semata tapi kini telah mulai mengkonversi dalam bentuk nominal.
Blog Selamatkan Saya dan Keluarga dari Pandemi
Bukti paling nyata terlihat sangat jelas pada awal April 2020 dimana saya menjadi salah seorang karyawan yang harus unpaid leave. Artinya untuk tetap bertahan di rantau harus ada sumber pemasukan yang lain.
Berpikir positif dan ambil hikmah yang ada. Bukanhah selama ini saya ada keinginan untuk menjadi full time freelancer meski kondisi kurang mendukung karena pembatasan diberbagai sisi.
Dan dari blog beserta sosial media inilah saya dan keluarga bisa tetap hidup. Menjadi pekerja kreatif, atau lebih tepatnya pekerja teks komersil dimana selama itu pula saya hidup dari tulisan.
Beruntung kini telah ada beberapa blog selain jokoyugiyanto.com yang mana satu sama lain saling subsidi silang. Tak pernah tahu apa yang dibutuhkan ahensi di masa yang akan datang.
Namun yang pasti saya akan tetap menulis dan bercerita tentang banyak hal. Karena dengan menulis saya bisa bebas menjadi manusia dalam berekspresi. Kalaupun tulisan yang ada di jokoyugiyanto.com tidak layak baca juga tidak menjadi masalah karena misi pertama adalah tempat menuangkan unek-unek.