“Ngapain jadi blogger nggak jelas,” kalimat itu sering terlontar dari beberapa kawan. Mereka sering mempertanyakan kenapa hingga saat ini saya masih setia dengan kegiatan ini.
Bagi saya ngeblog itu bukan sekedar kegiatan menulis tapi lebih jauh dari itu ada banyak hal yang cukup kompleks kenapa saya masih bertahan. Bagaikan sebuah profesi, untuk menjadi seorang blogger juga butuh ketrampilan yang tak mudah.
Bukan hanya itu saja tapi juga harus memiliki keberanian untuk menuangkan sebuah ide. Idealisme, integritas dan kejujuran bahwa apa yang disampaikan adalah benar adanya.
Anti membuat atau membagikan informasi yang tidak teruji yang kini marak dengan istilah ‘hoaks’. Apa yang ditulis lebih sebagai curahan atas kegelisahan yang terjadi.
Satu Diantara Blogger Nggak Jelas itu
Bisa jadi saya adalah satu diantaranya. Menjadi bagian dari kelompok blogger nggak jelas karena terlalu banyak hal yang ingin dipelajari.
Bila saat ini menyandang predikat sebagai seorang blogger mungkin tercipta secara alami. Proses menulis yang berkelanjutan pada platform blog dan sejenisnya membuat siapa saja yang menggunakan media ini layak disebut blogger.
Predikat yang sama sekali tidak istimewa karena sayapun tidak pernah meng-klaim sebagai seorang blogger. Jauh lebih penting dari julukan itu adalah menjaga konsistensi dalam menulis.
Konsisten menjadi seorang blogger. Mungkin itu satu kalimat yang ada dalam benak saya saat ini.
Bukan tanpa alasan kenapa harus konsisten. Dari sekian banyak kegiatan mungkin hanya menulis yang saya katakan paling “seksi”.
Seksi dalam artian selalu terangsang untuk terus dan terus menulis. Tanpa lelah disela-sela rutinitas menulis seolah menjadi energi baru yang terus tumbuh.
Maklum saja, Saya Hanya Bisa Menulis
Ada hal menarik dan istimewa disaat menulis. Menulis itu adalah sebuah proses bukan hasil. Butuh kesabaran, latihan dan tentunya berani tampil beda.
Menulis itu adalah proses belajar untuk lebih baik. Bagaimana menuangkan ide atau gagasan yang ada di kepala dalam untaian kalimat.
Sangat jarang ada yang berani menulis dengan hati apa yang ada dibenaknya. Kebanyakan diantara kita lebih memilih diam seolah tak peduli.
Dan lagi-lagi ketika ditanya kenapa pilih blog dan menjadi seorang blogger. Jujur saya belajar ngeblog setelah mengalami fase menjadi reporter di salah satu media terbesar di tanah air.
Namun setelah menjadi karyawan tetap saya berpikir tubuh ini, diri ini tak akan kuat. Jujur untuk profesi tersebetu tidak saja butuh idealisme, independensi dan integritas semata.
Fisik yang kuat menjadi salah satu syarat untuk bisa bertahan. Pernah merasakan liputan di wilayah konflik hingga jam 03.00 wib dan berburu berita pagi-pagi buta cukup menggambarkan betapa pekerjaan ini penuh kejutan.
Usai meninggalkan dunia jurnalisme sayapun memilih menjadi bagian dari tim Human Capital hingga saat ini. Mencoba meninggalkan dunia tulis menulis ternyata tak mudah hingga pada suatu ketika harus mengurus situs atau blog perusahaan.
Dari sebatas menjadi content writer satu portal membuat gairah kembali memuncak. Tak ayal sayapun nyambi dibeberapa media online.
Disaat itu muncul kembali pikiran, kenapa saya harus menulis untuk orang lain kalau bisa membuatnya. Setelah diskusi beberapa malam terkait blueprint maka munculah Kanal Jogja.
Situs kecil yang hanya menyediakan berbagai informasi tentang Jogja ini ternyata bisa dimonotize dan menghasilkan. Tak cukup isi lokal Jogja ternyata wisata lokal Indonesia perlu digarap juga.
Praktis kini selain menulis di blog personal ini pun harus rutin menulis di dua blog yang lebih dulu ada. Jadi dengan semua perjalanan ini tolong jangan panggil saya dengan sebutan blogger nggak jelas lagi.