Bagi saya pribadi ada satu nama yang cukup mencuri perhatian dari pemenang Satu Indonesia Award tingkat provinsi tahun lalu. Di mana kebetulan beberapa waktu lalu saya berkunjung ke kampung halamannya.
Mereka yang ada di desa dan jauh dari akses bukan berarti akan tertinggal. Selama semangat itu masih ada maka tiap orang masih miliki kesempatan untuk melakukan perubahan.
Kisah inspiratif itu datang dari Gunungkidul, atau persisnya ada di Padukuhan Jeruklegi, Kalurahan Katongan, Nglipar. Desa yang masih asri, jauh dari lalu lalang kendaraan roda empat. Kalaupun ada cuma sebatas satu dua kendaraan saja.
Di desa ini akan begitu mudah ditemukan ribuan pohon lidah buaya yang tumbuh subur. Bukan tanpa sebab dan semua itu tak terlepas dari kepedulian pemuda desa setempat.
Alan Kembali ke Desa
Tokoh kunci dari suksesnya desa ini sebagai produsen lidah buaya berserta olahannya tak terlepas dari peran Alan Efendi. Meski pernah bekerja di kota besar tapi hati membawanya untuk pulang kembali.
Melakuan satu kerja nyata yang memberi manfaat baik untuk seluruh masyarakat. Benar saja, buah dari kerja kerasnya kini masyarakat setempat cukup terbantu dari hasil budi daya lidah buaya.
Untuk bisa ke tahap ini bukan perkara mudah. Di mana Alan harus mencari tanaman yang cocok untuk dibudidayakan di wilayahnya. Seperti kita tahu Gunungkidul itu identik dengan tandus.
Dan hebatnya Alan bisa menemukan tanaman yang bisa berkembang sempurna saat dibudidayakan di tempat tersebut. Sepintas lihat kita akan tahu, tanaman lidah buaya dihasilkan memiliki kualitas yang sangat baik. Tak hanya itu saja tapi juga miliki kadar air sesuai yang dibutuhkan.
Pelan tapi pasti bersama kelompok wanita tani (KWT) setempat Alan mampu mengubah lidah buaya menjadi berbagai produk olahan yang miliki nilai jual tinggi. Bukan hanya menjadikannya minuman segar tapi juga bisa dibuat aneka roti dan kue.
Selain itu kini mereka melakukan inovasi, menyulap lidah buaya menjadi berbagai produk lainnnya. Sebut saja, kopi, kriuk atau cemilan lainnya. Memastikan residu itu tidak ada karena semua bagian yang ada bisa diolah menjadi produk lainnya.
Untuk membuat produk bisa diterima pasar lebih luas Alan pun melakukan inovasi. Dari sisi kemasan kini pun terlihat jauh lebih baik, meski produk berasal dari desa tapi mampu bersaing di kelas internasional.
Berbagai Penghargaan pun Diraih
Berkat ketekunan dan kerja kerasnya tersebut Alan kini diakui sebagai pelaku wirausaha muda. Salah satunya yang cukup bergengsi berupa Satu Indonesia Awards yang diberikan pihak Astra.
Menjadikan orang desa ini kian dikenal masyarakat luas. Menginspirasi bahwa keberhasilan itu bisa diraih siapa saja tanpa kecuali. Menebar energi positif dan mengajak semua orang untuk pantang menyerah.
Satu Indonesia Awards
Astra mengapresiasi banyak pihak yang turut serta membawa perubahan ke arah yang lebih baik. Dan tahun ini menjadi ajang ke-13 dari Satu Indonesia Awards. Selama itu pula ada banyak pelaku perubahan dari seluruh Indonesia mendapat penghargaan.
Ada beberapa kategori yang dilombakan dan tahun ini sama seperti tahun-tahun sebelumnya di mana terbagi dalam 5 bidang. Mulai dari bidang Kesehatan, Pendidikan, Lingkungan, Kewirausahaan dan Teknologi.
Tak hanya itu saja tapi mereka masih miliki satu kategori Kelompok yang mewakili semua bidang Menjadi menarik bahwa mereka yang bisa ikut kontes ini adalah anak muda di bawah usia 35 tahun.
Memacu para anak muda untuk melakukan banyak hal yang lebih baik. Jawara yang ada pun hukan hanya ditingkat nasional saja tapi juga ada tingkat provinsi.
Untuk anak muda yang miliki visi lakukan perubahan ke arah lebih baik sangat disarankan untuk mendaftar dilink https://satu-indonesia.com.
Saatnya menjadi bagian dari mereka yang membawa perubahan bersama Astra untuk hidup yang lebih baik.